Sri Mulyani: Presiden Bangun Infrastruktur Bukan Karena Hobi

Pembangunan infrastruktur dilakukan untuk menciptakan keadilan di seluruh nusantara.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2019, 13:00 WIB
Jalan Tol Becakayu
Suasana proyek pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Kamis (25/10). Proyek yang masih terus berlangsung ini dikerjakan sebagai upaya untuk menambah infrastruktur di ibu kota. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam DBS Asian Insights Conference yang digelar Bank DBS. Acara ini merupakan pertemuan tahunan yang mengumpulkan para pembuat kebijakan dan pakar ekonomi untuk berbagi ilmu.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani memaparkan pembangunan yang telah dilakukan pemerintah selama ini termasuk pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur dilakukan secara masif bukan karena hobi.

"Presiden Jokowi melakukan investasi di infrastruktur bukan karena hobi tapi karena kebutuhan," ujar Sri Mulyani saat memberi paparan di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Dia melanjutkan, pembangunan infrastruktur ini juga dilakukan untuk menciptakan keadilan di seluruh nusantara. Sehingga, masyarakat di Jawa dan di luar Jawa memperoleh hak yang sama dalam menikmati pembangunan.

"Apakah orang yang tinggal di Sumatera seperti Pak Luhut masih kecil, di Toba tidak punya hak buat maju? Kualitas air yang baik juga harus dinikmati mereka yang tinggal di luar jawa. Itu program Presiden Jokowi yang terus kami lakukan," katanya.

Sri Mulyani melanjutkan, dalam beberapa belakangan ekonomi Indonesia terus dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Meski demikian, pemerintah terus fokus untuk melakukan pembangunan termasuk menurunkan tingkat kemiskinan.

"Tidak berarti ekonomi menghadapi tekanan kemudian give up. Justru saat seperti itu, akselerasi dan investment human capital terus dilakukan agar masyarakat miskin bisa diturunkan. Kami lakukan ini dengan menjaga kehati-hatian fiskal," tandasnya.

 Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdela.com

Menteri PUPR Akui 3 Program Infrastruktur Ini Sulit Tercapai di 2019

KPK Periksa Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M Basuki Hadimuljono. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memperkirakan ada tiga program pembangunan infrastruktur yang akan sulit tercapai pada 2019, yakni air minum, sanitasi dan perumahan.

"Dari 20 program di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019) yang menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR, sebanyak 9 program akan tercapai, 8 dapat tercapai dengan kerja keras, sedangkan 3 program yang mungkin tidak akan tercapai," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (31/1/2019).

Ketiga program yang akan sulit terpenuhi pada 2019 yakni program akses air minum layak dengan target 100 persen dengan capaian 2018 baru sekitar 72 persen. Sedangkan program akses sanitasi layak 100 persen saat ini capaiannya baru sekitar 62 persen.

Sementara program untuk mengatasi backlog perumahan di Indonesia berdasarkan konsep penghunian, pada 2015 mencapai 7,6 juta unit dan ditargetkan menjadi 5,4 juta unit pada 2019. Melalui Program Satu Juta Rumah, dalam 4 tahun (2015-2018) telah terbangun 3.542.318 unit rumah.

Lebih lanjut, Menteri Basuki turut menyampaikan capaian 4 tahun (2015-2018) pembangunan infrastruktur oleh Kementerian PUPR. Dalam meningkatkan konektivitas, target RPJMN yakni pembangunan jalan baru 2.650 km, realisasinya mampu melebihi target yakni 3.387 km.

Demikian halnya dalam pembangunan jembatan baru, dari target 29.859 m tercapai 41.107 m. Pembangunan jalan tol dari target 1.852 km tercapai 782 km.

"Konektivitas melalui pembangunan jalan tol insya Allah tercapai tahun 2019 ini, dengan akan selesainya Jalan Tol Bakauheuni-Terbanggi Besar-Kayu Agung-Palembang dengan panjang sekitar 350 km termasuk lanjutan Jalan Tol Trans Jawa hingga ke Banyuwangi. Kemudian Jalan Tol Manado- Bitung (39 km) serta Samarinda-Balikpapan (99 km). Mudah-mudahan bisa tercapai," ujar dia.

Untuk pemenuhan kebutuhan air baku dari target RPJMN sebesar 67,52 m3 per detik, hingga 2018 telah tercapai 22,24 m3 per detik dari target jaringan irigasi baru 1 juta ha tercapai 865.389 ha. Target sarana prasarana pengendali banjir, lahar dan pengaman pantai sepanjang 3.620 km telah tercapai 1.041 km. Selain itu juga telah dibangun 942 buah embung alami, dari target sebanyak 1.088 buah.

Dalam penyediaan infrastruktur dasar permukiman, pada tahun 2015–2018 Pemerintah telah berhasil meningkatkan akses air minum layak melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kapasitas total 21.449 liter per detik dari target RPJMN 34.319 liter per detik.

Penanganan kawasan kumuh perkotaan telah dilakukan pada 13.556 Ha hingga 2018 dari target sebesar 38.431 Ha. Untuk sanitasi dan persampahan, tahun 2015–2018, dilakukan pembangunan infrastruktur sanitasi dan persampahan yang memberi manfaat kepada 9,7 juta Kepala Keluarga (KK).

Di sektor perumahan, Kementerian PUPR dalam 4 tahun telah membangun rumah susun sebanyak 43.158 unit, rumah khusus 22.333 unit, rumah swadaya 494.169 unit, dan dukungan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) bagi sebanyak 104.512 unit rumah MBR. "Untuk program satu juta rumah, pada tahun 2018 lalu capaiannya berhasil menembus angka lebih dari satu juta," tandas Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya