Liputan6.com, Jakarta - Sebagai dampak dari aksi 22 Mei, Pasar Tanah Abang sampai saat ini masih tutup. Para pegawai yang sudah datang ke pasar grosir terbesar di ASEAN tersebut terpaksa kembali pulang, ketika melihat gerbang Blok A masih tertutup rapat.
Ramdan (29) salah satunya. Dia sudah berangkat dari rumah dengan harapan mendapatkan pundi-pundi penghasilan untuk bisa menambah tabungannya demi mudik ke kampung halamannya di Purworejo.
"Ya mau bagaimana lagi. Kalau tutup terus kan penghasilan toko juga berkurang, kita juga terancam berkurang nanti. Kalau enggak ada tabungan, enggak bisa mudik nanti," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (23/5/2019).
Advertisement
Menurut dia, saat ini kondisi Pasar Tanah Abang sebenarnya sudah lebih bersih dari puing-puing kerusuhan beberapa hari lalu. Hanya saja dari informasi yang diterimanya, situasi kemanan masih belum kondusif. Potensi kerusuhan masih bisa terjadi.
Baca Juga
Meski demikian, Ramdan mengaku tetap bersyukur. Menurut dia, lebih baik pasar ditutup daripada saat dibuka kerusuhan terjadi, sehingga menimbulkan potensi penjarahan seperti kerusuhan 1998.
"Ya saya percaya ini keputusan yang terbaik, daripada nanti pas kita buka, terus yang rusuh masuk pasar kan kita juga yang repot," ucapnya.
Hal serupa juga diungkapkan Mahdi (32). Bapak satu anak ini biasa bekerja di Pasar Tanah Abang sebagai kuli panggul. Namun, semenjak dua hari pasar tutup, dia mengisi kekosongan waktu dengan menjadi jasa ojek.
"Ya, anak istri kita kan harus tetap makan tiap hari, jadi ngojek mau tidak mau. Besok kalau pasar buka, ya ke sini lagi," ucap dia.
Sampai saat ini, sejumlah petugas keamanan terlihat berjaga-jaga di sekitar pintu masing-masing blok Pasar Tanah Abang. Terlihat petugas security dibantu pengamanan oleh petugas Kepolisian dan TNI.
Tidak hanya para petugas keamanan, sejumlah peserta aksi yang menggunakan atribut berwarna putih juga sesekali masih berlalu lalang di sekitar Pasar Tanah Abang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Massa Aksi 22 Mei Sudah Bubar, Pasar Tanah Abang Masih Sepi
Aktivitas di dalam dan sekitar Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah berjalan normal setelah sehari sebelumnya ditutup akibat aksi 22 Mei 2019.
"Semua normal. Kondisi penumpang juga sepertinya mirip hari biasa. Tapi yang di pasar masih sepi. Mungkin karena takut," ungkap Amaludin, sekuriti yang bertugas di Stasiun Tanah Abang, Kamis (23/5/2019).
Sebelumnya perwakilan PT Kereta Commuter Indonesia sudah mengonfirmasi bahwa Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Palmerah telah dibuka kembali dan melayani naik turun pengguna kereta rel listrik (KRL).
"Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang mulai jadwal pemberangkatan KRL pertama pada pagi hari ini kembali melayani naik turun pengguna untuk relasi Rangkasbitung/Maja/Parungpanjang/Serpong - Tanah Abang PP," ujar VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba dalam keterangan resmi sebelumnya.
Namun, pihak PT KCI masih mengimbau pengguna kereta KRL terus mengikuti perkembangan informasi terkini mengenai operasional dan layanan kereta.
Advertisement
Dampak Aksi 22 Mei, Sejumlah Rute Transjakarta Dialihkan
Masyarakat Jakarta saat ini tetap dapat menikmati layanan Transjakarta, meskipun beberapa rute dialihkan setelah kerusuhan 22 Mei kemarin.
"Kami secara terus menerus memantau setiap perkembangan. Masyarakat tetap bisa gunakan," kata Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono di Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Agung merinci, layanan Transjakarta sebagian masih dialihkan seperti Blok M-Kota (Koridor 1), Senen-Bundaran Senayan (1P), Kalideres-Bundaran Senayan (3F), Grogol-TU GAS (4A) dan Bundaran Senayan- TU GAS (4C).
Kemudian Kampung Melayu – Grogol (5A), Ragunan-Monas via Kuningan (6A), Pinang Ranti-Pluit (Koridor 9), Kebayoran Lama-Grogol (9E) dan Poris-Bundaran Senayan (T11).
Selain itu, sejumlah rute mengalami perpendekan, antara lain Tanah Abang-Batusari (8K), Tanah Abang- Stasiun Gondangdia (1H), Tanah Abang-Senen (1R), Tanah Abang-Melayu (5F), Tanah Abang- Blok M (1N), Tanah Abang-Pasar Minggu (9D) dan Tanah Abang-Pondok Cabe (S41).
Sedangkan sejumlah layanan Transjakarta yang berhenti beroperasi usai aksi 22 Mei 2019, yakni angkutan mikro di Kawasan Tanah Abang, Stasiun Palmerah-Tosari (1B), Tanah Abang-Kebayoran (8C), Tanah Abang-Dukuh Atas (DA2), Harmoni-Bundaran Senayan (GR1), Tanah Abang Explorer (GR2) dan Bus Wisata.
"Penyesuaian layanan Transjakarta bersifat situasional. Bus Transjakarta akan beroperasi setelah pihak berwenang memutuskan situasi kondusif," kata Agung seperti dikutip dari Antara.
Kerusuhan 22 Mei Reda, Situasi Stasiun Tanah Abang Berangsur Normal
Kerusuhan sempat terjadi di sekitar Stasiun Tanah Abang, Jakarta, pada Rabu 22 Mei. Kini, situasi sudah mulai kondusif dan geliat ekonomi di Tanah Abang berangsur normal.
Di stasiun Tanah Abang terpantau masyarakat sudah kembali menggunakan moda transportasi KRL. Stasiun itu sempat berhenti beroperasi saat kerusuhan pecah antara aparat dengan perusuh di Jalan Jati Baru.
"Sudah aman ini mba kata Pak Petugas (kereta)," kata Martani salah satu penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, Kamis (23/5/2019).
Tidak hanya penumpang KRL, pedagang kaki lima (PKL), angkot hingga ojek online juga sudah ramai mengelilingi stasiun Tanah Abang. Meski belum sepadat biasanya, namun pedagang bersyukur sudah bisa kembali berjualan.
"Enak gini bisa jualan kita, enggak usah bakar-bakar (rusuh)," kata Andi PKL yang berjualan kaos kaki.
Andi mengaku kemarin sempat menggelar lapak kaos kaki sebelum kerusuhan kemarin. Namun tiba-tiba Polisi memintanya pindah lantaran ada perusuh. "Katanya pindah pak, nanti kena, pindah dulu," ungkap Andi.
Advertisement