Ada Perayaan Iduladha, BI Prediksi Inflasi Tetap Terkendali

Bank Indonesia memperkiraan perayaan Iduladha kali ini tidak mempengaruhi angka inflasi pada bulan ini

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2019, 12:30 WIB
MA Lantik Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior BI
Destry Damayanti berjabat tangan dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai dilantik menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Gedung MA, Jakarta, Rabu (7/8/2019). Destry dilantik menjadi Gubernur Senior BI periode 2019-2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyatakan bahwa adanya Hari Raya Iduladha tidak akan berdampak pada inflasi terutama pada harga pangan. Menurutnya, masyarakat justru terbantu dengan adanya Iduladha dikarenakan dapat memperoleh daging kurban secara gratis.

"Tidak terlalu (berdampak). Artinya, daging yang didistribusikan ke market makin banyak, sehingga itu tentunya bisa mendorong penurunan harga daging juga," kata Destry saat ditemui di Komplek BI, Jakarta, Minggu (11/8/2019).

Destry mengatakan, untuk kurban tahun ini saja ada kenaikan sebesar 50 persen dari total seluruh wilayah BI yang tersebar di berbagai daerah. Artinya, dengan kenaikan tersebut secara otomatis distribusi daging hewan kurban yang akan diberikan kepada masyarakat pun lebih meluas.

"Kalau kita merefleksikan Indonesia keseluruhan seperti BI, artinya akan makin banyak orang berkurban, akan makin menambah supply daging dan itu tentu suatu hal yang sangat berpengaruh pada komponen inflasi di sektor pangan," sebutnya.

 

Sebagai informasi, berdasarkan catatan BI kurban pada tahun ini mencapai sebanyak 2.604 hewan terdiri dari pegawai yang ada diseluruh kantor wilayah BI. Dari jumlah tersebut terdiri atas 544 sapi, 1.718 kambing, 337 domba dan 5 kerbau.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Inflasi Agustus 2019

Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Agustus berada di kisaran 0,12 persen (month to month). Sementara inflasi tahunan di kisaran 3,44 persen (year on year).

"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama Agustus, diperkirakan terjadi inflasi 0,12 persen month to month, kalau year on year-nya 3,44 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (9/8).

Tercatat beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi seperti cabai merah, cabai rawit, dan emas perhiasan.

"Beberapa komoditas penyumbang inflasi masih cabai merah itu 0,09 persen, cabai rawit 0,05 persen, kemudian emas perhiasan 0,04, juga tarif air minum 0,01 persen," lanjut dia.

 

Penyumbang Deflasi

Banner Infografis Harga Tiket Pesawat Bakal Turun?
Banner Infografis Harga Tiket Pesawat Bakal Turun? (Liputan6.com/Triyasni)

Pihaknya juga mencatat, ada sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang deflasi. Salah satunya komponen tarif angkutan udara.

"Tapi ada komoditas yang menyumbang deflasi tarif angkutan udara deflasi 0,08 persen, bawang merah deflasi 0,04," ujar dia.

Level inflasi Agustus yang demikian, lanjut dia, masih tergolong rendah dan stabil. Hal tersebut sesuai dengan Prediksi BI.

"Sehingga di akhir tahun kita memperkirakan bahwa inflasi di bawah titik tengah sasaran, yaitu 3,5 persen. Insya Allah di bawah 3,5 persen," tandasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya