Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyatakan bahwa adanya Hari Raya Iduladha tidak akan berdampak pada inflasi terutama pada harga pangan. Menurutnya, masyarakat justru terbantu dengan adanya Iduladha dikarenakan dapat memperoleh daging kurban secara gratis.
"Tidak terlalu (berdampak). Artinya, daging yang didistribusikan ke market makin banyak, sehingga itu tentunya bisa mendorong penurunan harga daging juga," kata Destry saat ditemui di Komplek BI, Jakarta, Minggu (11/8/2019).
Destry mengatakan, untuk kurban tahun ini saja ada kenaikan sebesar 50 persen dari total seluruh wilayah BI yang tersebar di berbagai daerah. Artinya, dengan kenaikan tersebut secara otomatis distribusi daging hewan kurban yang akan diberikan kepada masyarakat pun lebih meluas.
Advertisement
"Kalau kita merefleksikan Indonesia keseluruhan seperti BI, artinya akan makin banyak orang berkurban, akan makin menambah supply daging dan itu tentu suatu hal yang sangat berpengaruh pada komponen inflasi di sektor pangan," sebutnya.
Â
Baca Juga
Sebagai informasi, berdasarkan catatan BI kurban pada tahun ini mencapai sebanyak 2.604 hewan terdiri dari pegawai yang ada diseluruh kantor wilayah BI. Dari jumlah tersebut terdiri atas 544 sapi, 1.718 kambing, 337 domba dan 5 kerbau.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Prediksi Inflasi Agustus 2019
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Agustus berada di kisaran 0,12 persen (month to month). Sementara inflasi tahunan di kisaran 3,44 persen (year on year).
"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama Agustus, diperkirakan terjadi inflasi 0,12 persen month to month, kalau year on year-nya 3,44 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (9/8).
Tercatat beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi seperti cabai merah, cabai rawit, dan emas perhiasan.
"Beberapa komoditas penyumbang inflasi masih cabai merah itu 0,09 persen, cabai rawit 0,05 persen, kemudian emas perhiasan 0,04, juga tarif air minum 0,01 persen," lanjut dia.
Â
Advertisement
Penyumbang Deflasi
Pihaknya juga mencatat, ada sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang deflasi. Salah satunya komponen tarif angkutan udara.
"Tapi ada komoditas yang menyumbang deflasi tarif angkutan udara deflasi 0,08 persen, bawang merah deflasi 0,04," ujar dia.
Level inflasi Agustus yang demikian, lanjut dia, masih tergolong rendah dan stabil. Hal tersebut sesuai dengan Prediksi BI.
"Sehingga di akhir tahun kita memperkirakan bahwa inflasi di bawah titik tengah sasaran, yaitu 3,5 persen. Insya Allah di bawah 3,5 persen," tandasnya.  Â