Pembangunan Konektivitas di Luar Tol Harus Ditingkatkan

MTI memandang selama ini pemerintah hanya terlena membangun fisik seperti jalan tol saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 11:30 WIB
Jalan tol layang Jakarta-Cikampek
Jalan tol layang Jakarta-Cikampek (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono, mendorong pemerintah agar fokus terhadap pembangunan konektivitas jalan. Sebab dia memandang selama ini pemerintah hanya terlena membangun fisik seperti jalan tol saja.

"Transportasi kita terlena bangun fisiknya. Belum sempat kita sentuh yang soft, ini pekerjaan kita yang berat apalagi bicara Nataru," katanya dalam acara diskusi Persiapan Angkutan Mudik Nataru di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Dia mengatakan, berdasarkan domain transportasi seharusnya pemerintah bicara mengenai simpul jalan. Artinya bagaimana pemerintah memikirkan konektivitas dari simpul asal atau tempat semula menuju ke tempat akhir.

"Misalnya kalau turis turun di Stasiun Tugu mau ke Candi Prambanan bagaimana? kalau dari Gambir ke Stasiun Tugu tidak jadi masalah," kata dia.

Untuk itu, dirinya mendesak agar pembangunan konektivitas jalan di luar tol lebih ditingkatkan lagi. Hal ini diharapkan untuk memudahkan masyarakat berpergian.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Anies Baswedan Apresiasi Nota Kerja Sama Integrasi Transportasi Umum

Nota Kerja Sama Integrasi Transportasi Umum
Anies Baswedan saksikan penandatanganan nota kerja sama integrasi transportasi umum di Jakarta. (Yunita Amalia)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Moda Raya terpadu (MRT), dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyaksikan penandatanganan nota kerja sama antarpenyedia transportasi umum terintegrasi.

Kerja sama itu akan membentuk satu perusahaan baru (joint venture) dengan mengusung konsep transit development.

Anies mengapresiasi adanya kerja sama seperti ini, sebab akan memudahkan masyarakat Jakarta berpindah moda transportasi secara efektif karena adanya integrasi seluruh aspek, seperti tiket, rute, dan manajemen.

"Jutaan penduduk Jakarta akan bisa berpindah dari satu moda ke moda lain secara leluasa, secara mudah. Integrasi ini dalam aspek manajemen, dalam aspek rute, dan dalam ticketing," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Perusahaan baru tersebut nantinya mengatur operasional kereta dan juga sejumlah stasiun besar di Jakarta, misalnya Senen, Tanah Abang, dan Juanda.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menegaskan, integrasi transportasi umum tidak hanya untuk MRT dan kereta Jabodetabek. Integrasi kereta bandara, turut dicanangkan dalam proses kerja sama itu.

Kendati nota kerja sama sudah diteken, belum ada nama untuk perusahaan yang akan dibentuk. Hanya saja, Anies merinci porsi saham dari perusahaan tersebut adalah 51 persen dari MRT, dan 49 persen dari KAI.

"Hari ini ditandatanganinya HoA (head of agreement) di mana MRT dan PT KAI akan membentuk perusahaan joint venture yang ownership-nya 51 persen di MRT dan 49 persen di KAI yang nantinya akan mengatur stasiun-stasiun di kawasan Jakarta," jelas Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya