3 Jurus Jitu BI Tahan Anjloknya Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah dampak dari virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2020, 12:00 WIB
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. (Anisyah Al Faqir/Merdeka.com)
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. (Anisyah Al Faqir/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah dampak dari virus Corona. Stategi tersebut disebut dengan triple intervention atau tiga intervensi. 

Untuk menahan menahan gejolak nilai tukar rupiah, Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar spot, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, langkah yang diambil BI merupakan upaya stabilisasi di tengah keluarnya aliran modal asing. Kebijakan ini diyakini akan mempengaruhi pasar keuangan.

"Domestik kita juga masih terukur, artinya jadi salah satu dampak dari respons stabilitas yang dikeluarkan Bank Indonesia lewat 3 intervensi tadi," kata Josua seperti dikutip pada Minggu (1/3/2020). 

Bila hal ini tidak dilakukan bank sentral, dia memprediksi nila rupiah akan jauh terdepresiasi. Jika kebijakan ini terjaga di kuartal I hingga akhir kuartal II, rupiah akan kembali pada fundamentalnya.

Saat ini, pelemahan rupiah lebih dipengaruhi oleh faktor sentimen global yang cenderung negatif. Sehingga untuk masa ini sifatnya tidak akan lama atau temporer.

"Jadi akan kembali pada level fundamentalnya," kata Josua.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tak Ada Penurunan Peringkat

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini jika melihat jumlah utang luar negeri, Moody's masih menempatkan Indonesia pada peringkat yang sama. Semua terkonfirmasi tidak ada penuruna rating.

Ini semakin meyakinkan fundamental ekonomi nasional masih lebih baik. Sehingga arah pasar keuangan kita termasuk nilai tukar akan kembali ke fundamentalnya.

"Khususnya rupiah, kalau sudah terkonten saya pikir sudah mulai bisa dibawah 14 ribu," kata Josua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya