Akhir Februari, Cadangan Devisa Indonesia Turun jadi USD 130,4 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 11:30 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2020 sebesar USD 130,4 miliar. Angka sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2020 sebesar USD 131,7 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tulis Onny dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (6/3).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Penurunan cadangan devisa pada Februari 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," kata Onny.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berapa Jumlah Emas dalam Cadangan Devisa Indonesia?

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Kepala Divisi Inovasi Produk Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Yosita Nur Wirdayanti mengatakan, emas merupakan sarana investasi yang aman. Sebab emas merupakan salah satu instrumen yang tahan terhadap gejolak yang terjadi dalam perekonomian.

Karenanya sejumlah negara memiliki cadangan devisa berupa emas. Bahkan ada negara yang menjadikan emas sebagai porsi terbesar dalam cadangan devisa.

"Emas memamg menjadi devisa negara yang dipelihara bank sentral," kata dia, di Hotel Ashley, Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Sebagai contoh, dia menyebut Amerika Serikat sebagai negara yang sebagian besar cadangan devisanya terdiri atas emas. Cadangan devisa AS berupa emas sebanyak 8.133,46 ton atau sekitar 74,9 persen dari cadangan devisa negara Paman Sam tersebut.

Selain itu ada Jerman dengan 3.366,77 ton atau 70,6 persen dari total cadangan devisa. Ada juga Italia 2.451 ton atau 66,9 persen dari total cadangan devisa. Prancis juga memiliki 2.436 ton emas atau 61,1 persen dari cadangan devisa.

Porsi Emas dalam Cadangan Devisa Indonesia

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Indonesia, kata dia, ada di urutan ke-38 dalam deretan negara yang menjadikan emas sebagai bagian dari cadangan devisa. Jumlah emas Indonesia sebanyak 78,5 ton atau 2,86 persen dari total cadangan devisa.

"Kalau Indonesia 2,5 sampai 3 persen dari cadangan devisanya, kita lebih banyak trade-nya," jelas dia.

Meskipun demikian, dia mengatakan, bahwa sejauh ini belum ada ketentuan baku terkait berapa banyak emas yang harus disimpan sebagai cadangan devisa oleh bank sentral. Hal tersebut tergantung kebijakan masing-masing negara.

"Kalau setahu saya tidak ada ketentuan cadangan devisa itu bentuk emas, bukan mandatory, kebijakan tergantung masing-masing negara, secara internasional tidak ada ketentuan batas minimum bagi bank sentralnya memiliki emas," tandasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya