Penyebab Ekonomi Indonesia Anjlok: Konsumsi Rumah Tangga hingga Investasi Seret

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 2,97 persen (yoy) pada triwulan I 2020, melambat dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,97 persem (yoy).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Mei 2020, 09:43 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 09:30 WIB
Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 2,97 persen (yoy) pada triwulan I 2020, melambat dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,97 persem (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko menjelaskan, ke depannya, BI akan terus mencermati dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

"Serta secara konsisten memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong pemulihan ekonomi nasional," jelasnya, Senin (5/5/2020).

Melansir dari laman Bank Indonesia, penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 dari sisi pengeluaran, terutama dipengaruhi penurunan permintaan domestik.

Konsumsi rumah tangga tercatat 2,84 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada triwulan IV 2019 sebesar 4,97 persen (yoy).

"Investasi juga tumbuh melambat sebesar 1,7 persen (yoy) terutama dipengaruhi oleh melambatnya investasi bangunan," tambah Onny.

 

Stimulus Pemerintah

20161107-Ekonomi-RI-Jakarta-AY
Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, respons stimulus Pemerintah melalui konsumsi Pemerintah yang tumbuh 3,74 persen (yoy) dapat menahan perlambatan permintaan domestik lebih dalam.

Selain itu, ekspor neto berkontribusi positif dipengaruhi ekspor yang tumbuh 0,24 persen (yoy) dan impor yang mencatat kontraksi 2,19 persen (yoy).

Dari sisi lapangan usaha (LU), perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melambatnya aktivitas LU Perdagangan dan Penyediaan Akomodasi serta LU Transportasi dan Pergudangan dipengaruhi berkurangnya mobilitas masyarakat sebagai dampak dari penerapan langkah-langkah untuk memitigasi covid-19.

"Di samping itu, kinerja LU Pertanian menurun dipengaruhi perkembangan cuaca yang kurang menguntungkan," tutup Onny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya