Harga Minyak Tergelincir Meski Stok di AS Turun

Harga minyak mentah Brent turun 79 sen atau 2,6 persen ke USD 29,19 per barel.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) meskipun terjadi penurunan persediaan minyak mentah AS untuk pertama kalinya sejak Januari

Pasar telah rally dalam beberapa hari terakhir di tengah optimisme bahwa permintaan bahan bakar telah mencapai titik terendah dan produsen telah secara agresif memangkas produksi untuk mengatasi kelebihan pasokan akibat pandemi.

Namun, sinyal dari pemerintah dimana butuh waktu panjang sebelum aktivitas ekonomi kembali melambung membuat aset berisiko seperti saham dan minyak tergelincir.

Dikutip dari CNCB, Kamis (14/5/2020), harga minyak mentah Brent turun 79 sen atau 2,6 persen ke USD 29,19 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate turun 49 sen atau 1,9 persen menjadi USD 25,29 per barel.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah AS turun 745 ribu barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang mengalami kenaikan 4,1 juta barel.

EIA sekarang memperkirakan permintaan minyak dunia turun 8,1 juta barel per hari (bph) tahun ini menjadi 92,6 juta bph, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang turun 5,2 juta barel per hari.

Perkiraan Permintaan Minyak Dunia

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memangkas perkiraan permintaan minyak dunia, sekarang memperkirakan akan berkontraksi sebesar 9,07 juta barel per hari tahun ini, katanya dalam laporan bulanan. Bulan lalu, OPEC memperkirakan kontraksi 6,85 juta barel per hari.

OPEC dan produsen lain termasuk Rusia yang tergabung dalam OPEC+, ingin mempertahankan pemotongan tetap ada setelah Juni.

OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada bulan Mei dan Juni dan untuk menurunkan kembali potongan menjadi 7,7 juta barel per hari untuk sisa tahun ini.

Arab Saudi telah mendesak negara-negara OPEC+ untuk mengurangi produksi lebih lanjut untuk mengembalikan keseimbangan di pasar minyak mentah global.

Riyadh mengatakan akan menambah pemotongan yang direncanakan dengan mengurangi produksi sebesar 1 juta bph lebih lanjut bulan depan, membawa output turun menjadi 7,5 juta bph.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya