Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir menyatakan, bantuan subsidi pulsa dari pemerintah akan disalurkan akhir bulan September 2020. Subsidi tersebut ditujukan kepada guru, dosen dan mahasiswa yang melaksanakan belajar mengajar secara daring.
"Tadi ada subsidi pulsa juga sudah saya cek, nanti ada yang jauh lebih besar ketika Kemendikbud luncurkan bantuan pulsa untuk mahasiswa dan dosen, itu akan diluncurkan akhir bulan ini," kata Erick dalam tayangan virtual, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga
Erick bilang, pihaknya mengutamakan sektor kesehatan pulih di tengah pandemi tapi juga tidak melupakan sektor ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk masyarakat hingga UMKM.
Advertisement
Mulai dari subsidi listrik, subsidi gaji, Kartu Prakerja, bantuan sosial tunai ke masyarakat miskin, hingga bantuan produktif untuk UMKM.
"Sejak awal pemerintah menggelontorkan bansos yang luar biasa untuk 29 juta keluarga PKH, mungkin 100 juta orang lebih yang dapat. Kemarin arahan Bapak Presiden dengan kami semua untuk bantuan sosial yang tunai akan terus dilanjutkan di awal tahun depan. Lalu juga subsidi gaji, bantuan presiden usaha mikro juga akan berlanjut, Pra Kerja terus berlanjut," katanya.
Sebagai informasi, subsidi pulsa dari Kemendikbud diberikan kepada mahasiswa, dosen, peserta didik dan para guru. Mereka akan menerima bantuan pulsa dengan jumlah masing-masing berbeda selama 4 bulan berturut-turut, yakni September hingga Desember 2020.
Pemutakhiran data penerima bantuan diperpanjang hingga 11 September 2020. Dari semula pada akhir Agustus 2020.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Begini Mekanisme Subsidi Pulsa Pelajar dari Kemendikbud
Sebelumnya, Dirjen Paud Dikdasmen Kemendikbud Jumeri menjelaskan soal pemberian subsidi pulsa untuk pelajar. Menurutnya, subsidi pulsa ini akan diberikan kepada setiap peserta didik.
"Setiap peserta didik akan diberi Rp 35 ribu atau setara dengan 35 giga data setiap bulan," ucap Jumeri melalui diskusi daring, Jumat (28/8/2020).
Mekanisme subsidi pulsa adalah dengan mengirimkan pulsa ke nomor peserta didik yang telah didata pihak sekolah.
"Setiap peserta didik yang mempunyai nomor HP didata oleh sekolah, ini sekolah sudah mempunyai daftarnya tinggal memasukan. Karena setiap wali kelas itu punya grup WA peserta didiknya," ungkap Jumeri.
Kemudian nomor tersebut dimasukkan ke Data Pokok Pendidikan atau Dapodik. Satu Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) hanya diperkenankan menginput satu nomor handphone.
"Nah itu kepala sekolahnya menandatangani pakta integritas bahwa data yang dimasukkan itu benar adanya," jelas Jumeri.
Kemudian baru diunggah ke Dapodik. Lalu dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Kemendikbud akan menyortir nomor-nomor tersebut sesuai dengan operator selulernya.
"Nanti dari setiap peserta didik yang nomornya di Dapodik ini, nomornya akan diambil sesuai dengan operator (dan) disetorkan ke operator untuk diisi pulsa operator," jelas Jumeri.
Dikatakan Jumeri, pihaknya menargetkan bahwa hingga awal September nanti seluruh subsidi pulsa kepada siswa sudah dikirim. Sementara bagi peserta didik yang belum memiliki gawai dan nomor handphone, maka bisa diisi pada tahap berikutnya.
"Tidak usah khawatir, tidak akan ada yang ditinggal. Mungkin sekarang tidak punya gawai karena berpikir pulsanya, kan begitu ada subsidi pulsa orang akan berubah saya berikan HP karena pulsanya sudah diberi negara," ucapnya.
Jumeri juga menjelaskan bahwa tak menutup adanya perubahan nomor.
Advertisement
Pengawasan
Untuk pengawasannya, kata Jumeri, pihaknya akan terus memonitor perkembangan subsidi pulsa tersebut. Bahkan jika ada keluhan dari masyarakat soal koneksi internet pada suatu operator ternyata tidak stabil, maka pihaknya akan menegur operator bersangkutan.
"Kalau sampai lemot, atau lambat dalam akses internet, kita akan komplain pada provider itu bahwa ternyata akses internet yang disediakan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Nah ini kita akan terus awasi," tegasnya.
Selain itu Jumeri menerangkan, jumlah pulsa Rp 35 ribu bisa mendapatkan 35 gigabyte berkat tawar menawar dengan pihak operator.
"Kemampuan negara hanya 30, kita udah nawar itu. Mestinya kan per giga itu 5 ribu sampai 7 ribu. Ditawar cuman harga seribu, jadi 35 giga sebulan," pungkasnya.