Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu juri pada Final dan Closhing Remarks Kompetisi Debat APBN. Dalam kesempatan itu, dirinya mengawali dengan memberikan gambaran mengenai pengelolaan keuangan negara di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, di dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19 seperti sekarang ini pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan yang sulit, tidak mudah, dan tidak populer. Ekonomi masyarakat merosot, rakyat terancam keselamatannya karena pandemi, kehilangan pekerjaan, juga kemungkinan ancaman hutang meningkat.
Baca Juga
Pilihan yang tersedia bagi pemerintah semuanya tidak populer dan tidak baik atau bukan sesuatu pilihan yang terbaik. Apakah akan meningkatkan belanja untuk membantu rakyat, untuk menangani kesehatan, untuk memulihkan ekonomi, namun di satu sisi pendapatan negara merosot. Sementara pilihanya meningkatkan belanja atau justru belanja turun karena pendapatan lagi turun.
Advertisement
Kondisi itu membuat pemerintah berpikir apakah harus menambah utang yang juga tidak populer dan mungkin dalam hal ini kita tidak menginginkan untuk memberikan warisan kepada generasi ke depan. Atau sebaiknya menaikkan pajak dalam situasi di mana pembayar pajak pun tidak mendapatkan penerimaan.
Berkaca pada kondisi tersebut, lantas kemudian Bendahara Negara itu melontarkan pertanyaan kepada finalis debat. Pertanyaan pertama diberikan kepada kelompok A.
"Coba jelaskan pilihan kebijakan apa yang Anda akan lakukan dan mengapa Anda memilih itu dan bagaimana menjalankannya? Silahkan diberikan kepada kelompok A," kata Sri Mulyani saat menjurikan Kompetisi Debat APBN, Senin (26/10).
Mendengar pertanyaan itu, masing-masing kelompok diberikan waktu selama 60 dektik atau 1 menit untuk berdiskusi terlebih dahulu. Setalah itu diberikan kesempatan menjawab selama 3 menit.
Selanjutnya, pertanyaan kedua diberikan kepada kelompok B. Sri Mulyani memberikan gambaran terlebih dahulu. Dia menyampaikan, di dalam menghadapi kondisi krisis pemerintah dihadapkan pada pilihan-pilihan kebijakan.
Menurutnya ada dua pilihan. Apakah harus melakukan langkah-langkah kebijakan secara cepat, meskipun datanya tidak sempurna persiapan yang tidak matang. Atau sebaiknya menunggu dulu sistemnya lengkap, datanya baik, komplit, dan melakukan tindakan sekarang dengan risiko adanya ketidaktepatan dan moral hazard.
"Pertanyaan kepada tim B. Bagaimana Anda akan menyikapi pilihan yang sulit itu dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk menjaga agar pilihan kebijakan Anda bisa akuntabel dan terdeliver dengan baik,"? tanya Sri Mulyani.
Tim B juga diberikan waktu berunding selama 60 detik dan diberikan waktu selama 3 menit untuk menjawab sekaligus menanggapi pertanyaan Sri Mulyani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertanyaan Sri Mulyani
Kemudian, pertanyaan berbeda juga ditujukan kepada kelompok C. Secara mengejutkan tim C diberikan pertanyaan mengenai pengelolaan APBN.
Dia menyampaikan, di dalam mengelola APBN atau budget negara, menurut lembaga internasional yang independen itu harus melalui proses anggaran yang transparan, inklusif, dan akuntabel yang disebut sebagai prinsip-prinsip yang baik. Indonesia sendiri, kata dia, saat ini mendapatkan skor untuk transparansi 70 persen, public partisipasi hanya 20 persen budget overside 82 persen.
"Sekarang saya mau bertanya pada tim C kalau kita sebetulnya mengelola budget, transparan, inklusif itu partisipatif dan akuntabel memang lebih baik tapi itu sering merepotkan. Kalau transparan semua orang ngomong akhirnya kita bingung yang mana yang harus kita dengar," katanya.
Dia pun mempertanyakan, gimana cara tetap membangun tata kelola yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik, pada saat dihadapkan pada banyak sekali perubahan.
"Bagaimana cara kita untuk meningkatkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik namun tetap mengelola budget itu efisien dan efektif serta akuntabel artinya APBN tetap bisa disusun dan efisien dan efektif serta akuntabel namun tetap mempertahankan elemen transparansi partisipasi publik dan adanya overside silakan dijelaskan," tuturnya.
Setelah mendengarkan jawaban-jawaban masing-masing kelompok, mantan Direktur Lelaksana Bank Dunia itu cukup puas. Terlebih dia ingin memposisikan para peserta debat final APBN laiknya pemerintah yang tengah menyusun berbagai kebijakan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Saya berterima kasih dan mengagumi Anda semuanya yang sudah masuk di dalam tingkat untuk debat APBN hari ini. Jawaban-jawaban tadi cukup baik mungkin kalau saya mau menambahkan hari ini kalian merasakan sedikit rasanya menjadi Menteri Keuangan dengan ditanya beberapa pertanyaan tadi jadi agak sedikit mencicipi. Suatu saat nanti di antara kalian Insya Allah kalau menjadi Menteri Keuangan paling tidak nanti ingat waktu itu saya ditanya pertanyaan ini," tandas dia.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement