4 Jurus Pemerintah Kembangkan Digitalisasi UMKM

Transformasi digital bisa membantu UMKM bertahan hidup bahkan meraup keuntungan.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Nov 2020, 20:33 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 20:27 WIB
Target Penyaluran Banpres Produktif untuk UMKM
Pekerja menyelesaikan pembuatan kue kering di Jakarta, Rabu (30/9/2020). Kemenkop UKM menyatakan realisasi penyaluran bantuan presiden (Banpres) produktif untuk UMKM senilai 2,4 juta/UKM hingga 21 September 2020 mencapai 5.909.647 usaha mikro atau sekitar 64,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi kinerja UMKM. Perlu langkah transformasi agar UMKM bisa bertahan hidup bahkan mengalami eskalasi meskipun pandemi belum bisa diperkirakan akan berakhir.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Fikri Satari menjelaskan, transformasi digital bisa membantu UMKM bertahan hidup bahkan meraup keuntungan.

Kemenkop UKM sendiri telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengembangkan digitalisasi UMKM. "Kemenkop UKM sendiri memiliki strategi pengembangan digitalisasi UMKM dalam 4 tahap," ujarnya dalam tayangan virtual, Rabu (11/11/2020).

Pertama ialah meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mempersiapkan pelaku usaha UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat.

Kedua adalah mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program.

"Ketiga adalah perluasan akses pasar yang salah satunya juga Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah," lanjutnya.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

Strategi Lain

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dan yang terakhir adalah mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM.

"Pahlawan lokal pelaku UMKM ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha Mikro dan Kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya," terang Fiki.

Tantangan UMKM di Indonesia memang cukup beragam dan perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5 persen.

Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut.

“UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15 persen,” tambah Fiki Satari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya