Kesepakatan Proyek Dimethyl Ether Jadi Milestone Hilirisasi Batubara Indonesia

Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, pengembangan DME dapat mengurangi impor LPG yang saat ini mencapai lebih dari 70%.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 11 Des 2020, 18:31 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 18:31 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif Buka Jakarta Energy Forum 2020
Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan sambutan dalam pembukaan Jakarta Energy Forum 2020 di Jakarta, Senin (2/3/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri ESDM Arifin Tasrif menyambut positif kerja sama PT Pertamina (Persero), bersama PT Bukit Asam, Tbk dan Air Products and Chemicals Inc untuk melaksanakan Proyek Strategis Nasional (PSN) gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).

Menurut Arifin Tasrif, pengembangan DME dapat mensubstitusi LPG untuk pengguna rumah tangga sehingga dapat mengurangi impor LPG yang saat ini mencapai lebih dari 70%.

"Ini adalah salah satu milestone hilirisasi batubara nasional, khususnya dalam pengembangan DME. Kedepannya, diharapkan teknologi yang digunakan efisien dan menghasilkan produk DME yang kompetitif dengan LPG," ungkap Arifin.

Ia berharap kerja sama ini dapat berjalan secara lancar dan sesuai rencana. "Saya berharap, kerja sama dalam pengembangan DME ini berjalan dengan lancar, berkelanjutan dan tepat waktu dalam implementasinya," tegas Arifin.

Kesepakatan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan CEO Air Products and Chemical Inc Seifi Ghasemi, dengan disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.

 

Manfaatkan Surplus Batu Bara

Menteri ESDM Arifin Tasrif Buka Jakarta Energy Forum 2020
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat peresmian dan penandatanganan Kerja Sama Project Strategis Pertamina 2020 Dalam Rangka Mendukung Kemandirian Energi Indonesia secara virtual, 10 Desember 2020.

Kesepakatan tersebut mencakup perjanjian prinsip yang akan ditetapkan dan berlaku ke semua pihak (PTBA, Pertamina, dan Air Products).

"Kerjasama ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk memanfaatkan surplus batubara yang cadangannya mencukupi untuk 60 tahun ke depan, sekaligus untuk membantu mengurangi defisit neraca perdagangan. Bagi Pertamina, dengan infrastruktur hilir yang dimiliki saat ini dan tidak banyaknya modifikasi teknis, maka kami optimis program konversi ini akan berhasil dijalankan," ujar Nicke.

CEO PTBA Arviyan Arifin menuturkan sejak kesepakatan ditandatangani pada 2018, ketiga pihak telah menindaklanjuti dengan sejumlah diskusi dan studi sehingga dapat mencapai kesepakatan saat ini.

"Diharapkan ini dapat menjadi awal yang bagus untuk ketahanan energi dan dapat mendorong perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama dalam mendukung strategi pemerintah," ujar Arviyan.

Optimisme yang sama juga datang dari CEO Air Product Inc. Seifi Ghasemi. 

"Kami bangga dapat menjalankan kesepakatan ini untuk membangun fasilitas konversi batubara ke DME. Kami percaya Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang besar dan kami siap bekerjasama dan berinvestasi di Indonesia," ujarnya.

 

 

Alternatif Pengganti LPG

Proyek gasifikasi batu bara merupakan program pemrosesan batu bara menjadi dimethyl ether (DME) untuk digunakan sebagai alternatif pengganti LPG. Proyek ini dikembangkan dan dilaksanakan bersama antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan Air Products and Chemicals Inc sebagai investor dengan nilai investasi berkisar USD 2,1 miliar.

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2020, pabrik gasifikasi batu bara yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan kini ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya