Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19, Pedagang Produk Halal Gabung di Tajir Fest

Sebanyak 48 pedagang atau pelaku UMKM produk halal, digandeng untuk menjajakan dagangannya secara online dalam Tajir Fest 2021 di Tokopedia.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Jan 2021, 14:24 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 14:23 WIB
FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Sektor UMKM mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi di masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bangkitkan perekonomian di tengah Pandemi Covid-19, sebanyak 48 pedagang atau pelaku UMKM produk halal, digandeng untuk menjajakan dagangannya secara online dalam Tajir Fest 2021 di Tokopedia.

Sebelumnya, pameran serupa sudah pernah dilakukan pada Oktober 2020. Lalu melihat animo hingga menaikan penjualan hingga 57 persen dan traffic pengunjung hingga 70an persen, membuat pameran UMKM produk halal tersebut kembali digelar.

"Tajir Fest 2021 bersama dengan Jakcloth tetap mengusung kolaborasi dari keinginan-keinginan baik Teman Tajir, menghadirkan berbagai produk halal melalui ekosistem Tokopedia Salam. Hal ini sejalan dengan semangat kami dalam upaya mendorong perkembangan ekosistem muamalah pada ranah digital," tutur Head of Category Development Tokopedia, Falah Fakhriyah, Senin (25/1/2021).

Untuk pameran kedua kalinya ini, akan digelar secara online pada 25 hingga 30 Januari 2021.

Kolaborasi kali ini, sekitar 40 lebih mitra pedagang produk halal, akan mengedepankan tiga kategori produk. Seperti pakaian muslim perempuan dan pria, serta kategori makanan dan minuman dari setidaknya lebih dari 40 produk lokal terbaik anak negeri.

"Potongan harga yang diberikan pun ada yang serba 15 ribu dan 50 ribu serta diskon serba 50 persen dan 70 persen," tutur Falah.

Diharapkan, Tajir Fest kali ini mampu mendongkrak para pegiat usaha lokal, terutama di industri fesyen muslim, dapat terus beradaptasi dan mempertahankan bisnis di tengah pandemi melalui pemanfaatan teknologi.

“Inisiatif bersama juga diharapkan dapat mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan terhadap fesyen muslim lokal sekaligus mendorong lebih banyak masyarakat untuk bangga buatan Indonesia,” tambah Falah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

6 Juta UMKM Ditargetkan Go Digital di 2021

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) Airlangga Hartarto, menargetkan ada penambahan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang go digital atau terintegrasi dalam sistem elektronik.

“Dari 3,7 juta UMKM yang sudah go digital diharapkan bisa jadi pengungkit dan menjadi contoh kepada UMKM-UMKM yang lain, kita berharap bahwa minimal bisa double angkanya menjadi 6 jutaan di tahun 2021,”  kata kata Airlangga Hartarto dalam Press Briefing terkait Program 3T, Gerakan Donor Plasma, UMKM Digital, serta Bantuan dan Solidaritas, Kamis (21/1/2021).

Adapun sebelum adanya pandemi covid-19 di Indonesia, ada sekitar 8 juta pelaku UMKM yang tercatat sudah go digital. Kemudian bertambah sebanyak 3,7 juta pada 2020 lalu, dan ditargetkan ada penambahan agar bisa tercapai 6 juta pelaku UMKM yang go digital di 2021.

“Kalau kita lihat, tentu kita berharap bahwa betul-betul para UMKM-nya itu bisa naik kelas juga bukan hanya platformnya yang naik kelas, tapi pelaku UMKM-nya juga bisa naik kelas,” katanya.

Kendati begitu, sejauh ini masih ada kendala untuk mendorong para pelaku UMKM beralih menjadi digital. Namun diketahui e-commerce ataupun kegiatan-kegiatan working space itu masih berada di kota-kota Besar, seperti di Jakarta,  Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Batam, dan di Bali.

Oleh karena itu Pemerintah pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah hingga untuk membantu pelaku UMKM naik kelas. Pihaknya optimis, dengan adanya berbagai bantuan dari Pemerintah untuk seperti bantuan modal kerja bisa mendorong UMKM go digital.

“Melalui platform, tentu kita mendorong bahwa jumlah UMKM nya yang 64,2 juta ini yang mengikuti program UMKM ini. Saat ini ada sekitar 2,4 juta UMKM, nah ini sekarang kita bantu untuk mendapat modal kerja,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya