Cadangan Migas Indonesia Bertambah 114,4 Juta BOE

Sepanjang 2021 SKK Migas menargetkan memproses 40 PoD dengan perkiraan tambahan cadangan lebih besar dari 625 juta BOE.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Jun 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyetujui 12 rencana pengembangan pencarian minyak dan gas bumi (Plan of Development /PoD), persetujuan ini menambah cadangan terbukti migas sebanyak 114,4 juta Barrel Oil Equivalent (BOE).

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), merangkap Plt Deputi Perencanaan SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan, 12 PoD yang disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dan SKK Migas diprediksi akan memberikan tambahan cadangan 7,4 persen dari target penambahan cadangan tahun 2021 yang ditetapkan sebesar 625 juta BOE.

Namun, berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan ada penambahan cadangan sebesar 114,4 juta BOE atau sekitar 18,31 persen dari target tahun 2021

"Penambahan cadangan dari 12 POD dan sejenisnya ini lebih besar dari perkiraan awal," kata Julius, di Jakarta, Jumat (4/5/2021).

Sepanjang 2021 SKK Migas menargetkan memproses 40 PoD dengan perkiraan tambahan cadangan lebih besar dari 625 juta BOE. Jika target 2021 dapat tercapai, maka selama empat tahun berturut-turut SKK Migas berhasil mendapatkan penambahan cadangan lebih dari yang diproduksikan pada tahun tersebut atau Reserve Replacement Ratio lebih dari 100 persen.

“Untuk mengejar target, saat ini kami sedang melakukan pembahasan PoD lainnya, utamanya yang dijadwalkan disetujui pada tahun 2021. Namun ada beberapa PoD yang pengajuannya membutuhkan insentif untuk membantu meningkatkan keekonomian lapangan. Untuk itu, SKK Migas bersama KKKS terkait sedang melakukan pembahasan bersama di Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan,” kata Julius.

Sebelumnya pemerintah telah menyetujui pemberian insentif untuk wilayah kerja Mahakam. Evaluasi PoD yang tidak membutuhkan insentif, diharapkan dapat diselesaikan pada bulan Oktober 2021. Sedangkan evaluasi PoD yang membutuhkan insentif dilakukan pembahasan secara paralel.

“Harapannya, saat insentif disetujui Pemerintah, maka pembahasan akan di speed up sehingga di bulan November 2021 nanti diperkirakan target 100 persen RRR sudah tercapai”, tambah Julius.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tingkatkan Cadangan

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

SKK Migas dan Kementerian ESDM saat ini berupaya meningkatkan cadangan terbukti Indonesia melalui berbagai kegiatan, baik yang dapat menghasilkan tambahan cadangan pada jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Usaha ini mendesak dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor BBM Indonesia.

Sebagai gambaran, konsumsi BBM saat ini sekitar 1,6 juta barel per hari (bph) sementara produksi nasional hanya sekitar 700 ribu bopd. Selisih tersebut akan meningkat seiring meningkatnya kebutuhan BBM,

“Jadi selisih yang masih besar membutuhkan produksi migas nasional yang lebih tinggi agar defisit migas dapat diturunkan sehingga impor migas dapat ditekan. Cita-cita produksi 1 juta barrel minyak di 2030 belumlah mencukupi kebutuhan minyak secara nasional, namun setidaknya GAP dengan konsumsi dapat dikurangi. Dengan insentif yang diberikan oleh Pemerintah maka kami harapkan tingkat produksi migas dimasa mendatang dapat ditingkatkan, yang dimulai dengan capaian RRR yang tinggi,” pungkas Julius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya