Permintaan Batu Bara Dunia Naik, Indonesia Bakal Krisis Energi?

Permintaan pasar dan harga yang tinggi seakan jadi potensi bagi pengusaha batu bara di Tanah Air untuk ikut mengeruk keuntungan lewat ekspor batu bara.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Okt 2021, 16:20 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 16:20 WIB
Batu Bara Bengkulu
Ilustrasi batu bara Bengkulu (Liputan6.com / Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Jakarta - Krisis energi kini tengah menjadi isu global sebagai imbas dari harga gas alam untuk energi baru terbarukan (EBT) yang kian meningkat.

Beberapa negara seperti Inggris, Uni Eropa, China, dan India mulai berpikir untuk kembali menggunakan energi fosil guna menjawab kebutuhan akan listrik yang semakin sulit.

Alhasil, permintaan batu bara kembali jadi opsi untuk mengatasi krisis energi, khususnya yang berasal dari Indonesia. Di sisi lain, harga batu bara ikut terdongkrak mengikuti tingginya permintaan.

Permintaan pasar dan harga yang tinggi seakan jadi potensi bagi pengusaha batu bara di Tanah Air untuk ikut mengeruk keuntungan lewat ekspor batu bara.

Lantas, apakah Indonesia juga terancam mengalami krisis energi jika batu bara dari dalam negeri nantinya lebih banyak diekspor?

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai, stok batu bara di Indonesia sejauh ini tidak bermasalah, karena angka produksi yang besar mencapai 600 juta ton per tahun.

"Sementara konsumsi dalam negeri di tahun 2020 sebanyak 132 juta ton per tahun, yang sebagian besar atau 98 juta ton itu untuk electricity atau konsumsi dari PLN," jelas dia dalam acara diskusi bersama SKK Migas, Selasa (12/10/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Konsumsi Batu Bara

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Di sisi lain, ia melanjutkan, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan soal konsumsi batu bara di dalam negeri yang mengacu pada domestic market obligation (DMO) price.

"Secara harga sendiri pemerintah sendiri sudah memberikan kebijakan melalui DMO Price. Jadi harganya sudah dijaga di USD 70 per ton," ujar Komaidi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya