Aset Negara Tembus Rp 11.000 Triliun, Sebagian Besar Tanah

Aset negara terbagi dalam dua bentuk. Pertama aset tetap dan kedua aset tidak tetap.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2021, 15:40 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2021, 15:40 WIB
Gedung Kementerian Keuangan. (Dok Kemenkeu)
Gedung Kementerian Keuangan. (Dok Kemenkeu)

Liputan6.com, Jakarta - Aset negara tembus Rp 11.000 triliun sampai 2021 ini. Aset negara tersebut dalam berbagai bentuk seperti tanah, bangunan, jembatan dan beberapa hal lainnya. 

Direktur Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Encep Sudarwan mengatakan, dari aset negara yang sebesar Rp 11.000 triliun, sebagian besar adalah tanah.

"Aset tetap itu tanah, bangunan, jembatan masih banyak lagi. Paling besar itu tanah," kata Encep, Jakarta, Jumat (26/11/2021).

Aset negara terbagi dalam dua bentuk. Pertama aset tetap dan kedua aset tidak tetap. Untuk aset tetap terdiri dari tanah dan bangunan. Sedangkan aset tidak tetap terdiri dari investasi.

Pengembangan Barang Milik Negara (BMN) untuk penerimaan negara terus dimaksimalkan oleh Kemenkeu. Harapannya, BMN bisa menjadi salah satu penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Kita kejar juga PNBP ini yang sering dibilang Ibu Sri Mulyani, mana itu keringatnya dari aset? Kita kejar," kata Encep.

Encep menambahkan, selain melakukan pendataan aset, pihaknya juga terus melakukan revaluasi dengan memanfaatkan aset untuk pelayanan publik. Misalnya nanti untuk pembangunan ibu kota baru.

"Spending kita harus lebih baik. Ibu kota baru kan mau bangun, bisa pakai aset yang ada," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sri Mulyani Ungkap Peradaban Bangsa Terlihat dari Cara Kelola Aset Negara

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, aset negara atau barang milik negara harus dikelola dengan benar. Alasannya, dari cara pengelolaan aset negara ini peradaban sebuah bangsa terlihat.

"Perlakuan suatu negara dalam mengelola aset menunjukkan karakter bangsa itu dan peradabannya. Maka ini sebetulnya upaya kita bersama untuk terus membangun karakter bangsa Indonesia dan peradaban bangsa Indonesia," kata Sri Mulyani dalam acara Apresiasi Pengelolaan Kekayaan Negara.

Barang milik negara tidak datang begitu saja. Namun barang milik negara atau aset negara ini diperoleh melalui sebuah proses yang membutuhkan upaha keras. Bahkan tak jarang upaya mendapat aset ini membutuhkan berbagai pengorbanan.

"Mari kita lihat di dalam APBN kita yang sering dipahami oleh masyarakat kita. Di dalam menghadapi Covid-19 yang tidak hanya terjadi di indonesia namun terjadi di seluruh dunia peranan APBN keuangan negara menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani.

Pemerintah mengeluarkan belanja di dalam rangka untuk menjaga masyarakat dari musibah pandemi Covid-19. Baik itu di bidang kesehatan, sosial maupun di bidang ekonomi untuk memulihkan ekonomi Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya