Perkembangan Terkini Munculnya Covid-19 Omicron BA.2

Dunia kembali dikejutkan dengan kemunculan subvarian terbaru Covid-19 Omicron, yaitu BA.2. Simak beberapa perkembangan terkini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 17:00 WIB
Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia kembali dikejutkan dengan kemunculan subvarian terbaru Covid-19 Omicron, yaitu BA.2. 

Dilansir dari laman NBC News, Jumat (28/1/2022) BA.2 dikenal sebagai "stealth Omicron" atau Omicron yang "menipu". 

BA.2 merupakan "subvarian" dari varian omicron, yang berarti terkait erat dengan Omicron tetapi memiliki beberapa mutasi yang berbeda.

"Bisa dibilang mereka seperti saudara dalam keluarga yang sama," kata profesor kedokteran di Duke University School of Medicine, Cameron Wolfe.

"Ada beberapa perbedaan yang tidak terlihat, tetapi sebagian besar genetika keduanya sama," bebernya.

Berikut adalah beberapa perkembangan terkini mengenai Omicron jenis BA.2 :

 

BA.2 menyebar luas di Eropa dan Amerika 

Menurut laporan Deutsche Welle, Denmark menjadi negara yang menghadapi kasus covid-19 terkait Omicron BA.2. Angka kasus tersebut diikuti oleh Inggris sebesar 6 persen, Swedia 2 persen, dan Singapura 2 persen.

Laporan USA Today juga menyebutkan bahwa BA.2 sudah menyebar di sejumlah negara bagian Amerika Serikat - California, New Mexico, Texas, Massachusetts, dan Washington.

Namun, perlu dicatat bahwa deteksi subtipe tergantung pada kemampuan sistem perawatan kesehatan setiap negara untuk mengurutkan tes PCR.

 

Apakah lebih menular?

Penelitian awal di Denmark, di mana kasus yang melibatkan BA.2 meningkat, menunjukkan bahwa subvarian mungkin lebih menular daripada strain Omicron asli, yang sudah menjadi varian paling menular yang diketahui hingga saat ini.

Subtipe BA.2 menyumbang 20 persen dari kasus Covid-19 di Denmark pada akhir Desember 2021, dan melonjak menjadi 45 persen dari kasus yang dilaporkan pada minggu kedua di bulan Januari.

Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan pekan ini bahwa subvarian BA.2 sekarang dominan di negara tersebut.

Jenis pertumbuhan cepat itu dapat menunjukkan bahwa BA.2 lebih menular daripada Omicron asli, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Para ilmuwan di Denmark menemukan proporsi kasus BA.2 meningkat di seluruh negeri, termasuk di daerah di mana strain Omicron asli dominan. Itu tampaknya menunjukkan bahwa wabah baru bukan hanya anomali, kata Dr. Stuart Ray, seorang profesor kedokteran di Universitas Johns Hopkins.

"Itu menunjukkan bahwa mungkin BA.2 menggantikan BA.1, seperti benar-benar bersaing," sebut.

Tetapi Ray mengatakan masih banyak yang belum diketahui tentang situasi di Denmark dan apakah BA.2 dapat menyebabkan peningkatan kasus serupa di AS.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belum jadi Variant of Concern

RSDC Wisma Atlet Ditutup Sementara Pasca Penemuan Kasus Omicron
Mobil ambulans masuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (17/15/2021). Koordinator humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego mengatakan, dengan adanya lockdown ini, pihaknya masih mempertimbangkan menerima pasien Covid-19 melalui pembatasan yang ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Organisasi Kesehatan Dunia belum mengklasifikasikan Omicron BA.2 sebagai "varian of concern," tetapi mengatakan perhatian terhadap karakteristik subvarian tersebut harus diprioritaskan.

 

Apakah BA.2 bisa sebabkan penyakit yang lebih parah?

Sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa subvarian BA.2 menyebabkan penyakit atau gejala Covid-19 yang lebih parah, tetapi mungkin terlalu dini untuk mengatakannya.

Pejabat kesehatan Denmark mengatakan dalam jumpa pers bahwa untuk sementara ini, subvarian BA.2 tampaknya lebih menular, namun tidak ada indikasi akan berdampak pada risiko rawat inap atau kematian.

Namun, rawat inap dan kematian akibat Covid-19 cenderung tertinggal dari infeksi.

"Tingkat keparahannya membutuhkan waktu untuk diketahui, dan seringkali tidak jelas," kata Wolfe.

"Ketika hal-hal ini muncul lagi, mereka cenderung mempengaruhi bagian populasi yang lebih muda dan lebih banyak bergerak terlebih dahulu yang mungkin tidak berakhir di rumah sakit karena mereka bugar dan sehat," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya