Liputan6.com, Jakarta Konsumsi rumah tangga selama tahun 2021 mengalami perbaikan bila dibandingkan tahun 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh 2,02 persen di tahun 2021.
Angka ini jauh lebih baik dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2020 yang terkontraksi hingga -2,63 persen. Namun masih belum kembali ke level pra pandemi di tahun 2019 yang mampu tumbuh 5,04 persen.
Baca Juga
"Pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun 2021 tumbuh 2,02 persen," Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (7/2).
Advertisement
Margo menjelaskan, berdasarkan strukturnya, konsumsi rumah tangga terbesar digunakan untuk makanan dan minuman hingga 40,7 persen. Kemudian diikuti sektor transportasi dan komunikasi sekitar 20,68 persen dan perumahan sebesar 13,14 persen.
"Tiga kelompok ini berpengaruh besar terhadap konsumsi rumah tangga. Jadi kalau 3 sektor ini terus naik maka bisa mendukung perekonomian nasional," kata Margo.
Di sisi lain, penjualan eceran makanan, minuman dan tembakau tumbuh 7,91 persen. Sedangkan konsumsi rumah tangga untuk bahan bakar tumbuh 17,74 persen. Penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor tumbuh masing-masing 69,67 persen dan 38,07 persen.
Sementara dari nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh 11,77 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konsumsi Rumah Tangga Masih Mendominasi PDB
Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 54,42 persen.
Kemudian diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,81 persen. Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 21,56 persen. Lalu komponen PK Pemerintah sebesar 9,14 persen. Komponen Komponen PengeluaranKonsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 1,22 persen, dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,65 persen.
Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB memiliki peran sebesar 18,86 persen.
Advertisement