BI Yakin Digitalisasi Bakal Jadikan Indonesia Negara Maju

Bank Indonesia yakin digitalisasi sistem pembayaran merupakan pintu masuk bagi informasi dan lingkup ekonomi baru.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Feb 2022, 11:31 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 11:31 WIB
DANA QRIS Payment.
DANA QRIS Payment.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) yakin, digitalisasi sistem pembayaran merupakan pintu masuk bagi informasi dan lingkup ekonomi baru. Jika itu dimanfaatkan dengan baik, maka akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita percaya digitalisasi dapat mentransformasikan Indonesia menjadi negara maju berpenghasilan tinggi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Selasa (15/2/2022).

Doni mengatakan, transformasi digital pada sistem pembayaran yang dilakukan regulator dan industri bakal menjawab tantangan dalam era new normal, dan memberikan benefit besar pada seluruh rakyat Indonesia.

"Itu akan membuka akses kepada 91,3 juta populasi unbank dan 62,9 juta UMKM menuju formal economic and finance dengan cara yang berkelanjutan," ungkap dia.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah menumbuhkan model ekonomi baru. Situasi ini juga telah mendatangkan sejumlah pemain baru, sertatransformasi budaya konsumen mengikuti lansekap ekonomi dan finansial.

"Dan juga pola konsumsi telah bergeser dari offline ke online, dengan sistem keamanan yang lebih terjamin," imbuh Doni.

 


Peluang Baru

Dukung UMKM di Indonesia, BCA Perluas Penggunaan QRIS
Pengunjung melakukan transaksi menggunakan QR Code BCA mobile pada pameran Adi Wastra Nusantara di Jakarta (11/2/2022). Pada Desember 2021, BCA mencatatkan kredit komersial dan UKM naik 4,8% YoY menjadi Rp195,8 triliun dan terus memperluas penggunaan QRIS. (Liputan6.com/HO/Eko)

Kemudian, lanjutnya, sistem pembayaran digital juga telah mengarahkan kita pada kesempatan baru.

Termasuk mendekatkan para pelaku UMKM dengan teknologi, serta memangkas populasi masyarakat yang belum tersentuh bank (unbank).

"Untuk alasan ini, regulator (Bank Indonesia) harus bisa memelihara pertumbuhan ekonomi yang seimbang serta mendorong inovasi, memitigasi segala risiko," ujar Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya