Selain Indonesia, JD.com Tutup Layanan di Thailand Mulai 3 Maret 2023

Selain Indonesia, JD.com umumkan layanan e-commerce JD Central di Thailand akan berhenti operasi mulai 3 Maret 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jan 2023, 20:37 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2023, 20:37 WIB
Jelang festival belanja Singles Day di Beijing
Seorang pekerja memilah paket untuk pengiriman menjelang festival belanja Singles' Day yang jatuh pada 11 November, di gudang JD.com di Beijing, Selasa (9/11/2021). Hari belanja online nasional (Harbolnas) atau single day di China menjadi festival belanja online terbesar di dunia. (Giok GAO / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Selain Indonesia, ritel online asal China JD.com Inc menutup layanan e-commerce di Thailand. Langkah ini dilakukan JD.Com karena perusahaan tersebut mengalihkan strategi luar negeri ke layanan rantai pasokan dan logistik.

JD.ID di Indonesia akan berhenti menerima pesanan mulai pertengahan Februari 2023. JD.ID tutup semua layanan pada akhir Maret 2023, sedangkan JD Central di Thailand akan berhenti operasi mulai 3 Maret 2023, berdasarkan pernyataan di situs bisnis perseroan. Demikian mengutip Yahoo Finance, Senin (30/1/2023).

Perusahaan saingan terbesar Alibaba Group Holding Ltd memutar bisnis internasionalnya menuju layanan seperti manajemen rantai pasokan dan pergudangan. Itu adalah salah satu raksasa teknologi China yang membatasi pengeluaran untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh pembatasan selama tiga tahun untuk cegah penyebaran COVID-19 dan tindakan keras pemerintah terhadap perusahaan internet yang kuat.

“JD.com akan terus melayani pasar global, termasuk Asia Tenggara, melalui infrastruktur rantai pasokannya. Kami berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasokan lintas batas dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,”

JD.Com meluncurkan JD.ID pada 2015 dengan investor termasuk Provident Capial yang mulai beroperasi 2016. Pada 2018, JD Central dimulai di Thailand dengan Central Group, konglomerat ritel terbesar di Thailand.

JD.ID Tutup Layanan di Indonesia Mulai Maret 2023

Intip Kesibukan Kantor e-Commerce Saat Harbolnas
Aktivitas pekerja melayani konsumen via telepon dan internet saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di kantor perusahaan e-Commerce JD.ID, Jakarta, Rabu (12/12). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

JD.ID mengumumkan akan menghentikan semua layanannya di Indonesia pada 31 Maret 2023. Seiring penutupan layanan tersebut, JD.ID akan berhenti terima pesanan pelanggan mulai 15 Februari 2023.

“Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan, perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa, layanan purna jual dan dukungan akan tetap tersedia. Jika Anda memiliki pertanyaan lain, silahkan hubungi layanan pelanggan kami di 1500 618,” demikian mengutip dari laman JD ID, Senin (30/1/2023).

Dalam pengumuman tersebut menyebutkan JD.ID menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelanggan, penjual, mitra dan karuawan atas dukungan yang telah diberikan dalam perjalan selama ini.

“Kami berharap dapat kembali melayani Anda di masa depan. Terima kasih,” tulis manajemen JD.ID.

JDL Express Tutup Layanan

JD.id
JD.id berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik meskipun di tengah situasi penyebaran corona (COVID-19) di Indonesia.

Dilansir Tech in Asia, JDL Express sendiri telah berhenti menerima pendaftaran pengguna baru semenjak 1 Januari 2023.

Kabar tutupnya layanan JDL Express Indonesia ini bertepatan dengan santernya rumor JD.com bakal hengkang dari Indonesia pada awal tahun ini.

Disebutkan, perusahaan asal Tiongkok tersebut sedang mencari investor potensial untuk membeli bisnis mereka usai merugi di pasar Indonesia dan Thailand.

Bila ini benar, maka tidak menutup kemungkinan platform e-commerce JD.ID tutup mengikuti jejak layanan JDL Express Indonesia.

Terkait kabar ini, tim Tekno Liputan6.com saat ini sudah menghubungin pihak JD.ID untuk dimintai keterangan resminya.

Informasi, JD.ID sempat melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap 30 persen atau 200 karyawan mereka pada Desember 2022.

Kala itu, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara, menuturkan langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat dalam beberapa waktu terakhir.

"Salah satu langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," tutur Setya dalam keterangan resminya.

Adapun jumlah karyawan yang terdampak keputusan ini sekitar 30 persen dari keseluruhan atau 200-an karyawan startup ini. Kendati demikian, JD.ID berkomitmen untuk terus memberikan dukungan para karyawan yang terdampak.

 

JD.ID Pastikan Hak Karyawan yang di PHK

Dukungan tersebut ditunjukkan dengan tetap memberikan manfaat asuransi, termasuk talent promoting. Perusahaan juga memastikan akan memberikan hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Sebagai informasi, PHK yang dilakukan JD.ID kali ini menjadi yang kedua sepanjang 2022. Sebelumnya, perusahaan e-commerce ini sempat melakukan keputusan serupa pada Mei 2022.

Ketika itu, Director of General Management JD.ID Jenie Simon, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya improvisasi agar perseroan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

Upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain adalah dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha. Termasuk penghematan jumlah karyawan.

"JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalam-nya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," kata Jenie dalam pernyataan tertulis.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya