Liputan6.com, Jakarta Malaysia mengungkapkan ambisinya untuk menjadi salah satu 30 negara ekonomi terbesar dunia dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Berdasarkan data Bank Dunia, Malaysia berada di peringkat 37 dalam daftar negara ekonomi terbesar pada tahun 2022.
Baca Juga
Mengutip Channel News Asia, Jumat (28/7/2023) Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa restrukturisasi ekonomi akan menjadi fokus utama menjadikan Malaysia sebagai pemimpin ekonomi di Asia.
Advertisement
"Kalau kita puas dengan posisi sekarang saja, ekonomi kita akan terus tumbuh kisaran 4-5 persen," ungkapnya.
"Tetapi jika kita bekerja keras dan menerapkan reformasi, kita dapat mencapai 5,5 persen. Bahkan, saya percaya bukan tidak mungkin untuk menghasilkan pertumbuhan enam persen," katanya pada acara peluncuran kebijakan ekonomi pemerintah Malaysia, Madani Economy: Empowering the People.
Kebijakan tersebut sejalan dengan slogan MADANI tentang reformasi Malaysia menjadi negara yang percaya pada kemanusiaan dan nilai-nilai yang baik seperti pemerintahan yang adil, adil dan efektif.
Anwar, yang juga menjabat sebagai menteri keuangan, mencatat bahwa untuk mewujudkan target tersebut, Malaysia harus mengembangkan integrasi ekonomi yang lebih besar dengan tetangganya, terutama dengan dunia yang menghadapi gangguan rantai pasokan.
Laporan kantor berita Bernama menyebut, Malaysia bertujuan untuk mencapai targetnya dengan berfokus pada regionalisasi dan daya saing yang lebih besar, memprioritaskan kompleksitas ekonomi dan meningkatkan rantai nilai.
"Oleh karena itu, kita perlu menciptakan perusahaan lokal yang lebih berdaya saing tinggi untuk menembus pasar ASEAN (Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara)," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa upaya pemerintah harus melampaui perjanjian perdagangan bebas.
"Misalnya, diplomasi perdagangan dan pengaturan strategis dapat memperluas integrasi pasar bilateral dan multilateral serta memfasilitasi pergerakan barang, modal, modal manusia, dan berbagi teknologi dengan negara tetangga," beber PM Malaysia.
Utang Malaysia
Adapun laporan The Star, yang mengatakan bahwa PM Anwar Ibrahim juga mengatakan bahwa narasi Ekonomi Madani bertujuan untuk memberdayakan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), sektor swasta, dan Malaysia.
"Mulai sekarang, semua kementerian akan mengumumkan rencana khusus untuk memperkuat narasi Ekonomi Madani," ujarnya.
"Kita semua menyadari situasi utang negara saat ini. Jika tidak ada reformasi, kita akan menghadapi krisis yang sangat serius yang dapat mempengaruhi struktur negara," ungkap Anwar, dalam laporan Bernama.
Anwar sebelumnya mengatakan dalam pidatonya di Dialog Anggaran 2023 pada bulan Januari bahwa utang nasional Malaysia telah mencapai 1,5 triliun Ringgit atau USD 350 miliar.
Sementara itu, Anwar mengatakan, penerimaan pajak saja tidak cukup untuk menopang biaya operasional, menambahkan bahwa Malaysia membutuhkan mekanisme subsidi yang lebih tepat sasaran.
"Penerimaan pajak atas PDB telah berkurang menjadi sekitar 12 persen dari PDB, yang merupakan yang terendah di (kawasan)," ungkapnya.
"Kami juga telah menghabiskan banyak dana untuk berbagai subsidi dan itu menguntungkan mereka yang tidak berada dalam kelompok sasaran… Kami membutuhkan mekanisme subsidi yang lebih efisien sehingga pendapatan kami yang terbatas dapat digunakan untuk mereka yang benar-benar membutuhkannya,” katanya, dikutip dalam laporan The Star.
Advertisement
Target Lainnya
Menurut laporan Bernama, selain memposisikan Malaysia sebagai 30 ekonomi besar teratas, kerangka Ekonomi Madani juga menetapkan enam tolok ukur jangka menengah lain yang harus dicapai dalam 10 tahun.
Anwar mengatakan bahwa langkah ini termasuk berada di 12 besar Indeks Daya Saing Global, 25 teratas dalam Indeks Pembangunan Manusia, 25 besar skor terbaik dalam Indeks Persepsi Korupsi dan mencapai kesinambungan fiskal dengan defisit fiskal tiga persen.
Kerangka kerja ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hingga 60 persen dan kompensasi pekerja mencapai 45 persen dari PDB.
Pada 24 Februari lalu, anggaran ekspansi sebesar 388,1 miliar Ringgit pertama kali diajukan oleh Anwar.
Itu adalah yang terbesar dalam sejarah negara itu, melampaui 22,1 miliar Ringgit yang diajukan untuk anggaran 2022 di bawah pemerintahan mantan perdana menteri Ismail Sabri Yaakob.