Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Pelemahan rupiah ini dipengaruhi sentimen eksternal yaitu data ekonomi AS.Â
Pada Selasa (12/12/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun 20 poin atau 0,13 persen menjadi 15.643 per dolar AS dari sebelumnya 15.623 per dolar AS.
Baca Juga
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah pada awal perdagangan Selasa, melemah dipengaruhi kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih ketat.
Advertisement
"Mayoritas mata uang Asia terdepresiasi terhadap dolar AS, didorong oleh sentimen yang berasal dari data pasar tenaga kerja AS," kata Josua dikutip dari Antara.Â
Pasar tenaga kerja AS mencatat angka yang lebih ketat, sehingga mengurangi kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga kebijakannya lebih cepat pada kuartal I-2024.
Data tenaga kerja Non-Farm Payrolls AS pada November 2023 naik menjadi 199 ribu dari sebelumnya 150 ribu, dan tercatat lebih tinggi dari perkiraan sebesar 185 ribu.
Solidnya pasar tenaga kerja AS juga tercermin dari data tingkat pengangguran AS yang secara tak terduga turun menjadi 3,7 persen dari 3,9 persen.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan data inflasi AS untuk memproyeksikan jalur kebijakan moneter The Fed pada 2024.
Josua menuturkan kurs rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan berada di rentang 15.575 per dolar AS sampai dengan 15.675 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia membukukan Rp11,78 triliun pada Senin, lebih tinggi dibandingkan pada Jumat pekan lalu, sebesar Rp10,61 triliun.
Pada Selasa, pemerintah akan mengadakan lelang obligasi seri SBN dengan target indikatif sebesar Rp19 triliun. Seri yang dilelang pada lelang ini adalah SPN3mo, SPN12mo, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0089.
Aliran Modal Asing Masuk Indonesia Capai Rp 4,10 Triliun pada 4-7 Desember 2023
Bank Indonesia (BI) merilis data mengenai aliran modal asing pada minggu pertama Desember 2023. Tercatat, berdasarkan data transaksi 4-7 Desember 2023, aliran modal asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 4,10 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono merincikan, beli neto investor asing mencapai Rp 1,14 triliun di pasar SBN. Sedangkan di pasar saham terjadi jual neto Rp 0,84 triliun.
"Lalu investor nonresiden melakukan beli neto Rp 3,81 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).
Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 Desember 2023, nonresiden beli neto Rp 76,14 triliun di pasar SBN.
Lalu jual neto Rp 15,29 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 40,44 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Advertisement