Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) akan memberlakukan tarif pada Tol Indrapura-Kisaran Seksi Indrapura-Lima Puluh pada Kamis, 29 Februari 2024 pukul 12.00 WIB, setelah tidak dikenakan tarif alias gratis selama 4 bulan.
Penerapan tarif tol ini dikenakan pasca perseroan melakukan serangkaian sosialisasi selama sepekan sejak 21 Februari 2024.
Baca Juga
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, sosialisasi terkait pengenaan tarif Tol Indrapura-Kisaran Seksi Indrapura-Lima Puluh telah dilaksanakan selama 4 bulan pengoperasian tanpa tarif.
Advertisement
Sosialisasi tersebut dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial, media luar ruang (spanduk, baliho, VMS), siaran pers perusahaan, hingga iklan radio.
"Saat ini Hutama Karya menerapkan sistem transaksi terbuka, dimana nantinya seluruh transaksi di GT (Gerbang Tol) Lima Puluh ke arah Junction Indrapura maupun sebaliknya hanya dikenakan pada GT Lima Puluh. Namun, nantinya setelah Tol Tebing Tinggi-Indrapura telah ditetapkan tarif, sistem transaksinya akan menggunakan sistem transaksi tertutup atau terintegrasi," terangnya, Kamis (29/2/2024).
"Kami mengimbau bagi pengguna jalan yang ingin melintas untuk memastikan terlebih dahulu kecukupan saldo uang elektronik untuk menghindari penumpukan antrian di gerbang tol," ujar Tjahjo.
Adapun pemberlakukan tarif ini menyusul diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 251/KPTS/M/2024 tanggal 2 Februari 2024.
Rincian Tarif Tol
Berikut rincian besaran tarif jalan Tol Indrapura-Kisaran Seksi Indrapura-Lima Puluh yang dikenakan di GT Lima Puluh:
- Golongan I: Rp 20.500
- Golongan II dan III: Rp 30.500
- Golongan IV dan V: Rp 40.500
Hutama Karya Sudah Bangun 1.021 Km Jalan Tol Trans Sumatera
Genap satu dekade, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menerima penugasan dari pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini, Hutama Karya sudah membangun kurang lebih 1.021,5 km ruas tol, dan menghubungkan hampir seluruh wilayah di Sumatera, mulai dari Lampung - Aceh (backbone), ruas sirip (feeder) dari Timur - Barat dan sebaliknya meliputi Palembang - Bengkulu, Pekanbaru - Padang, dan dari Medan - Pematang Siantar dengan total panjang 681 km tol yang telah beroperasi.
Pembangunan JTTS yang kian progresif selama 4 (empat) tahun terakhir ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan peningkatan infrastruktur memegang peranan penting agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, karena saat ini biaya logistik lebih tinggi dari rata-rata dunia yang mencapai hingga 23 persen.
“Pertumbuhan progres infrastruktur merupakan buah dari sinergitas banyak pihak, termasuk Kementerian salah satunya secara intens mengawal progres pembangunan JTTS bersama dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono,” ujarnya ditulis, Selasa (3/10/2023).
Punya Efek Berganda
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menjelaskan kehadiran JTTS memiliki efek berganda “multiplier effect” bagi Sumatra, hal ini dapat dilihat dari munculnya perekonomian baru di sejumlah wilayah.
“Seperti contoh di Lampung atau Palembang, kenaikan pemanfaatan penggunaan listrik dan juga meningkatnya jumlah uang yang beredar menjadi salah satu bukti dalam meningkatnya pertumbuhan (ekonomi) itu berkat jalan tol,” ujarnya.
Advertisement