Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengoptimalkan dan menyemarakkan bulan Ramadan serta meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan rangkaian kegiatan melalui Gebyar Ramadhan keuangan syariah atau yang disingkat menjadi Gerak Syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi berharap program ini akan semakin menggiatkan dan menggerakkan berbagai upaya untuk mendorong keuangan syariah di Indonesia.
Baca Juga
"Program gerak Syariah ini satunya untuk mengorkestrasi kegiatan literasi dan juga inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia secara masif dan merata sepanjang bulan Ramadhan 1445 hijriah ini,” kata Friderica dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2024, Rabu (13/3/2024).
Advertisement
Friderica menambahkan, Gerak Syariah memiliki makna Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya agar terus bergerak menebarkan manfaat dan keberkahan melalui upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat.
"Saya sangat mengharapkan agar kolaborasi ini dapat berjalan baik sepanjang Ramadhan ini dan juga kantor OJK serta PUJK Syariah akan secara aktif menyemarakan bulan suci ini melalui gerakan kampanye keuangan syariah nasional,” jelas Friderica.
Adapun Menurut Friderica, bulan Ramadhan merupakan momen tepat untuk masyarakat Indonesia lebih mengenal dan menggunakan produk serta layanan keuangan syariah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, Ismail Riyadi menuturkan acara Gerak Syariah 2024 akan dilakukan sepanjang bulan Ramadhan 1445 hijriah dengan mengadakan program edukasi melalui podcast, konten media sosial, dan webinar.
Literasi Keuangan Syariah Orang Indonesia Naik Tapi Inklusi Masih Rendah
Sebelumnya diberitakan,Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah dibandingkan indeks literasi dan inklusi keuangan secara nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menuturkan, berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah hanya sebesar 9,14 persen untuk indeks literasi dan 12,12 persen untuk inklusi.
“Ini masih jauh dibandingkan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional sebesar 49,68 persen dan 85,1 persen,” kata Friderica dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2024, Rabu (13/3/2024).
Meskipun begitu, Friderica menjelaskan, berdasarkan survei pada 2023 menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik untuk indeks literasi keuangan syariah, tetapi untuk tingkat inklusi keuangan syariah masih jauh yang diharapkan.
“Pada waktunya nanti OJK akan mengumumkan hasil survei nasional indeks literasi dan inklusi keuangan 2023 yang dilakukan oleh OJK, bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS),” jelas Friderica.
Advertisement
Strategi OJK
Strategi OJK Meningkatkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
Selain mengimplementasikan berbagai program untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah, OJK juga menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengakselerasi peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah.
“Dengan harapan hal ini akan mendorong akselerasi agar bersama-sama kita dapat mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” lanjut Friderica.
Adapun OJK juga telah mempersiapkan arah dan prioritas program literasi dan juga inklusi keuangan syariah yang telah masuk dalam peta Jalan bidang perilaku pelaku usaha jasa keuangan OJK dari 2023 sampai 2027 yang terdiri dari empat strategi utama.
Strategi pertama yaitu akselerasi dan kolaborasi program edukasi keuangan syariah. Kedua, pengembangan model inklusi dan juga akses keuangan syariah. Ketiga, penguatan infrastrukturisasi dan industri keuangan syariah. Keempat, yaitu dukungan serta aliansi strategis dan juga inklusi keuangan syariah dengan Kementerian lembaga dan juga stakeholder lainnya.
BI Pede Ekonomi Syariah 2024 Tumbuh hingga 5,5 Persen
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi syariah tahun 2024 akan mencapai 4,7-5,5 persen. Proyeksi tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonom Indonesia yang ditargetkan sama dikisaran 4,7 - 5,5 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung, mengatakan, optimisme tersebut juga didorong oleh sektor pembiayaan di perbankan syariah yang diramal bisa tumbuh double digit tahun ini.
"Kami perkirakan ekonomi syariah tumbuh 4,7-5,5 persen dengan dukungan dari pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan tumbuh 10-12 persen," kata Juda dalam peluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024, Senin (26/2/2024).
Untuk 2023, BI mencatat pertumbuhan pembiayaan syariah khusus ke sektor riil bahkan tumbuh 15,8 persen. Angka tersebut tumbuh jauh di atas pertumbuhan kredit yang hanya dikisaran 10 persen.
Oleh karena itu, pada 2024 ini, pihaknya sangat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi syariah mampu tumbuh lebih tinggi. BI pun mengajak semua pihak dibidang ekonomi keuangan syariah untuk memperkuat pondasi dan keuangan syariah hingga ke industri halal.
Advertisement