Bos Bulog Ungkap 50 Persen Stok Beras Ada di Rumah Tangga, Kok Bisa?

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan banyak stok beras justru ada di rumah tangga

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Mar 2024, 21:12 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2024, 21:11 WIB
bayu
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan banyak stok beras justru ada di rumah tangga. Dia menilai masyarakat lebih banyak memiliki beras jika diakumulasikan.

Bayu menjelaskan, besaran itu jika dibandingkan dengan besaran stok beras yang dikuasai oleh Bulog. Dia menaksir ada sekitar 50 persen stok beras ada di rumah-rumah.

"(Stok beras) paling besar di rumah tangga. Masing-masing rumah memang sedikit tapi kalau dijumlahlan, maka jumlahnya sangat besar," kata Bayu dalam BICARA BUMN bertajuk 'Bicara Stok dan Harga Beras Terkini' di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/3/2024).

"Bahkan ditengarai 50 persen lebih stok beras ada di rumah tangga, termasuk rumah tangga tani," sambungnya.

Dia mengatakan saat ini masih menunggu riset data yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait sebaran stok beras nasional. Bayu menaksir banyak petani mulai berpikir untuk menyimpan hasil produksi berasnya untuk sementara.

"Saya dengar mudah-mudahan Bapanas merilis hasil kajian mereka soal stok dan ditengarai stok terbesar nasional ada di rumah tangga," katanya.

Pelaku Usaha

Selain rumah tangga, Bayu menyebut stok beras juga banyak berada di pelaku usaha. Kategori ini tidak sebatas pada pelaku usaha perberasa tapi pengusaha seperti restoran, hotel, hingga lembaga permasyarakatan. Selanjutnya, ada di pedagang besar seperti pasar induk beras Cipinang hingga pedagang kecil.

"Nah (terakhir) baru ada stoknya pemerintah, stok Bulog hari ini sekitar satu juta ton. Bulog terus mengusahakan menambah stok dari pengadaan dalam negeri dan luar negeri," pungkas Bayu.

 

Penyaluran Bantuan Beras Bulog

Bansos.
Presiden Jokowi membagikan bantuan sosial beras di Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (30/1/2024). (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, melaporkan realisasi beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan Bulog telah mencapai 416.516 ton. Kemudian realisasi penyaluran bantuan pangan beras telah mencapai 391.373 ton.

"Bulog sudah menyalurkan stabilisasi pangan atau SPHP beras 416.516 ton dan penyaluran bantuan pangan sebesar 391.373 ton," kata Airlangga dalam Media Briefing di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (8/3/2024).

Menko Airlangga melaporkan perkembangan pengadaan dan penyaluran CBP per 7 Maret 2024. Stok beras CBP Perum Bulog sebanyak 1.31.885 ton, dan stok komersial sebanyak 14.559 ton.

Kalau kita lihat dari pengadaan dan penyaluran cadangan beras pemerintah Bulog pegang stok CBP sebesar 1.131.885 ton dan stok komersial 14.559 ton," ujarnya.

 

Produksi Beras

Perum Bulog Kantor Wilayah Bogor, memasok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh pasar tradisional di wilayah Bogor
Perum Bulog Kantor Wilayah Bogor, memasok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh pasar tradisional di wilayah Bogor. (Foto: Liputan6.com/Achmad Sudarno).

Adapun perkembangan produksi dalam negeri, Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras Maret diproyeksikan bisa mencapai 3,51 juta ton, dan Jawa Timur sudah mulai melakukan panen.

"Kita lihat produksi bulan Maret diharapkan ini kita tembus lagi di 3 juta yaitu 3,51 ton dan Jawa Timur juga sudah mulai panen. Jadi, ini sudah terjadi peningkatan," ujarnya.

Adapun langkah pengendalian pasokan dan harga yang dilakukan Pemerintah yakni memastikan ketersediaan stok komoditas pangan yang cukup; percepatan pengemasan beras SPHP bekerjasama dengan mitra Perum BULOG.

Selain itu, mendorong percepatan penyaluran SPHP dan Bapang yakni SPHP 14.000 ton per hari guna memenuhi target penyaluran SPHP 250.000 ton per bulan sesuai arahan Presiden, dan Bantuan Pangan 11.500 ton per hari guna memenuhi target penyaluran bantuan pangan 220.000 ton per bulan.

Langkah selanjutnya, yakni percepatan realisasi impor beras, antara lain dengan prioritas sandar kapal dan bongkar muat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya