Muara Baru Makin Tenggelam, AHY Sebut Tanggul Selamatkan 20 Ribu Keluarga

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono melakukan blusukan ke tiga titik penghalau banjir di Jakarta Utara, Senin (4/11/2024). Salah satunya tanggul pantai Muara Baru yang dibangun selama satu dekade pada 2014-2024.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 04 Nov 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 20:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai menghadiri Liputan6 Awards, Senin (28/10/2024). (Dok Kemenko Infrastruktur)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai menghadiri Liputan6 Awards, Senin (28/10/2024). (Dok Kemenko Infrastruktur)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono melakukan blusukan ke tiga titik penghalau banjir di Jakarta Utara, Senin (4/11/2024). Salah satunya tanggul pantai Muara Baru yang dibangun selama satu dekade pada 2014-2024.

AHY bersyukur kehadiran tanggul pantai sepanjang 2,375 km tersebut bisa melindungi kawasan dari banjir rob dengan luas genangan sebesar 192 ha. Sebab, ia melihat posisi rumah warga di sekitar Muara Baru kini lebih rendah dari permukaan air laut.

"Dengan pembuatan tanggul (setinggi) 4,8 meter dari permukaan air laut, ini bisa menyelamatkan atau melindungi 20 ribu lebih kepala keluarga," ujar AHY di tanggul pantai Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

"Jadi bisa dilihat, tingginya permukaan air laut ini sudah lebih tinggi dari rumah-rumah yang di sana. Jadi bayangkan kalau tidak ada tanggul, ini sangat berbahaya dan keselamatan masyarakat kita benar-benar dalam ancaman," ungkapnya.

Menurut data yang diterimanya, AHY mengutarakan, kawasan Muara Baru dan pesisir utara Jakarta terus mengalami penurunan muka tanah (land subsidence) setiap tahunnya. Terlebih, Muara Baru jadi salah satu kawasan pemukiman paling padat di pesisir Jakarta.

"Daerah Muara Baru ini juga termasuk daerah yang land subsidence-nya paling parah. Jadi tiap tahun itu bisa turun permukaan tanahnya hingga 10 cm. Jadi kalau 10 tahun itu 1 meter. Bisa turun tentunya bisa terjadi banjir," sebutnya.

Land subsidence terjadi lantaran warga pesisir kerap menyedot air tanah untuk kebutuhan harian. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah menyiapkan suplai air bersih dari ekosistem Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Karian.

"Kedua, kita tata dengan baik segala sesuatunya. Saluran rumah-rumah tangga, air limbah juga jangan sampai tidak terkelola dengan baik. Apalagi kalau curah hujannya deras sekali, maka kita sudah menyiapkan langkah-langkah pencegahan," sambung AHY.

"Jadi yang kita lakukan ini adalah penanggulangan dari apa yang sudah terjadi, dan pencegahan terhadap sesuatu yang lebih buruk. Jadi mohon kita sama-sama menjaga apa yang kita punya, sekaligus mohon dukungan dari semua pihak agar kami dapat bekerja melanjutkan program-program Pantai Utara Jakarta maupun lokasi-lokasi lain yang juga terdampak banjir rob," pungkasnya.

 

Tanggul Pantai Cuma Bisa Lindungi Jakarta dari Banjir Rob sampai 2033

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan jajarannya melakukan kunjungan kerja ke tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Kalibaru di Cilincing.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek hasil pembangunan proyek tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Kalibaru di Cilincing, Jakarta Utara.

AHY memperkirakan, tanggul pantai setinggi 4,8 meter tersebut mampu melindungi pesisir utara Jakarta dari banjir rob hingga 2034.

"Tanggul laut di pesisir utara Jakarta ini kita bangun 4,8 meter diatas permukaan air laut, ini bisa sampai dengan 2033," ujar AHY di Kalibaru, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

Tanggul pantai NCICD Kalibaru sendiri merupakan salah satu dari proyek penahan banjir yang berlokasi di pesisir utara Jakarta. Total, ada 33 km proyek tanggul pantai di Jakarta Utara yang menjadi tugas dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Pemprov DKI Jakarta, dan PT Pelindo II.

Tak hanya tanggul pantai, pemerintah juga berencana menyiapkan proyek lebih besar untuk menghadang banjir. Dengan membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Namun, tahap konstruksinya saat ini masih dipikirkan.

"Lebih dari tahun 2033, kita harus berpikir untuk mencegah terjadinya penurunan muka tanah. Apakah kita perlu tanggul yang lebih besar lagi, sering dikatakan sebagai giant sea wall, nah kita sedang pelajari lebih dalam lagi," ungkapnya.

Di samping pembangunan tanggul, AHY melanjutkan, pemerintah juga meminta warga pesisir Jakarta untuk tak lagi memakai air tanah. Sehingga permukaan tanah tidak terus mengalami degradasi.

 

Air Baku

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Sebagai pengganti, pemerintah bakal menyuplai air baku ke penduduk Jakarta dari dua titik, yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian dan Jatiluhur.

"Contohnya, ketika kita mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah karena begitu besarnya mengambil air dari dalam tanah. Ini terjadi eksploitasi tentu setelah puluhan tahun. Kita berupaya agar ada suplai air, termasuk air baku, yang juga bisa mensupport kebutuhan warga," ungkapnya.

"Itulah mengapa kami memastikan agar SPAM Jatiluhur bisa memberikan suplai kurang lebih 3.200 liter per detik. Dan kami juga berupaya agar Karian dari Banten bisa juga segera berproduksi atau operasional," kata AHY.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya