Regenerasi Petani jadi Tantangan Berat Indonesia di Sektor Pangan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Des 2024, 19:29 WIB
Diterbitkan 29 Des 2024, 19:29 WIB
Pertanian.
Petani sedang menggarap sawah. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Program YESS PPIU Jawa Barat melalui DIT Tasikmalaya menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema ´Pengembangan SDM Pertanian melalui Regenerasi Petani´ di Tasikmalaya, belum lama ini.

Tujuan FGD, untuk merumuskan strategi dalam mendorong regenerasi petani, mengingat pentingnya keberlanjutan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah.

Kegiatan berlangsung di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya dihadiri oleh para pemangku kepentingan di sektor pertanian termasuk Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, Tatang Wahyudin serta Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam Bappelitbangda, Yosef Chevy.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa Program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan sumber daya manusia di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.

Dalam sambutannya, Tatang Wahyudin menyampaikan bahwa regenerasi petani menjadi tantangan besar di Kabupaten Tasikmalaya.

“Generasi muda harus diberikan ruang dan dukungan untuk terjun ke dunia pertanian. Ini memerlukan sinergi antara pemerintah, komunitas petani, dan lembaga pendidikan,” ujarnya.

 

Pengembangan Pertanian

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Yosef Chevy menekankan pentingnya integrasi antara program pengembangan pertanian dengan rencana pembangunan daerah.

“Sumber daya manusia di sektor pertanian harus dipersiapkan dengan baik melalui pelatihan, pendidikan, dan inovasi teknologi. FGD ini menjadi langkah awal untuk menciptakan strategi yang lebih terarah,” katanya.

Kegiatan FGD juga menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya pengembangan kurikulum berbasis pertanian di sekolah-sekolah, pemberian insentif kepada petani muda serta pendampingan dalam memanfaatkan teknologi pertanian modern.

Pemkab Tasikmalaya berharap hasil FGD ini dapat menjadi acuan untuk menyusun program kerja yang efektif dalam mencetak generasi petani muda yang handal dan berdaya saing.

Mentan Ungkap Peran Vital Polbangtan Majukan Pertanian Indonesia

harga beras di tingkat penggilingan
Petani merontokkan padi jenis baligo di sawahnya kawasan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/04/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) memiliki peran yang sangat vital dalam memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sebagai lembaga pendidikan vokasi yang terfokus pada pengembangan keahlian praktis, Polbangtan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak sumber daya manusia yang terampil, inovatif, dan siap menghadapi tantangan dunia pertanian modern,” katanya dikutip Rabu (25/12/2024).

Menindaklanjuti hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menggelar seminar hasil penelitian yang dilaksanakan di kampus Polbangtan Bogor. Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen, pembimbing lapangan praktik (PLP), serta civitas akademika Polbangtan Bogor.

Acara ini diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan Bogor sehubungan dengan berakhirnya waktu penelitian tahun anggaran 2024, sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan melalui pendidikan yang berbasis pada kebutuhan industri, Polbangtan berperan penting dalam menciptakan tenaga kerja yang mampu mengimplementasikan teknologi terbaru di bidang pertanian, mulai dari pertanian tanaman, peternakan, hingga agribisnis.

“Kami di Kementan sangat mendukung upaya Polbangtan memperkuat kompetensi para mahasiswanya, serta mendukung kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, industri, maupun lembaga riset, untuk menghasilkan solusi yang berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani," katanya

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryantodalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi dalam riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sektor pertanian.

"Kegiatan ini bertujuan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para dosen Polbangtan Bogor selama tahun 2024," katanya.

 

12 Judul Penelitian

Kementan Permudah Penebusan Pupuk Subsidi
Ilustrasi petani bekerja di sawah. (Dok. Kementan)

Sebanyak 12 judul penelitian yang telah diselesaikan pada 2024 dipresentasikan dalam seminar ini. Setiap penelitian tersebut mencakup berbagai topik yang relevan dengan perkembangan dan kebutuhan sektor pertanian di Indonesia.

Di antaranya: Kelompok Ilmu Peternakan dengan judul Pemanfaatan Limbah Whey Keju sebagai Bahan Pembuatan Bio Urine, Evaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Perah di Jawa Barat, Kelembagaan Ekonomi Petani pada Komunitas Petani Padi Denfarm Karawang, Komunikasi Antarbudaya di Polbangtan-PEPI Indonesia; Kelompok Penyuluhan Pertanian dan Peternakan dengan judul Rancang Bangun Peningkatan Kapasitas dan Produktivitas Peternak Sapi Perah Berbasis Potensi Pakan Lokal (Tahun kedua).

Kemudian, Kelompok Ilmu Agribisnis Pertanian dengan judul Peran Contract Farming Mendorong Perubahan Usaha Tani Kecil menjadi usaha Berskala Agribisnis, Analisis dan Komparasi Keberhasilan Pengembangan Klaster Agribisnis pada Program YESS di Kabupaten Tasikmalaya; serta Kelompok Ilmu Teknis Pertanian dengan judul Teknologi Pupuk Mineral Cair untuk Optimalisasi Pertumbuhan dan Produksi pada Tanaman Cabai Merah, Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Manggis, dan Rancang Bangun Otomatisasi Pompa Air Berbasis Real Time Clock menggunakan Energi Surya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya