69% Tanah Pertanian di Indonesia Rusak Parah, Pertamina Grup Cari Solusi

Mengacu data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), kondisi 69% tanah pertanian di Indonesia rusak parah akibat pengelolaan yang kurang tepat

oleh Septian Deny diperbarui 30 Des 2024, 20:20 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 20:20 WIB
harga beras di tingkat penggilingan
Petani merontokkan padi jenis baligo di sawahnya kawasan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/04/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Program Jari Tangan atau Kerja Tani Berdikari Pertamina EP sukses meningkatkan produktivitas padi melalui penggunaan pupuk organik. Melalui pendampingan kepada empat kelompok tani di Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Pertamina EP mendorong pemanfaatan limbah atau kotoran hewan menjadi bahan baku input pertanian.

Hasilnya sepanjang 2024, kelompok Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) Sri Trusmi Satu mampu memproduksi pupuk organik cair sebesar 2.580 liter dan pupuk organik padat sebanyak 4.065 kg, yang diproduksi secara komersial dan telah diperjualbelikan di Indramayu, Cirebon, Kuningan, dan Subang, dengan omzet mencapai Rp84.735.000.

Indramayu merupakan salah satu lumbung padi produktif nasional. Menurut data BPS 2022, produksi gabah kering giling (GKG) dari daerah ini mencapai 1,4 juta ton per tahun, dengan luas lahan sawah mencapai 110.913 hektar, atau setara 54,4% dari total luas wilayahnya. Area Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di kabupaten ini mencapai 122.000 hektar.

Kebalikannya, mengacu data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), kondisi 69% tanah pertanian di Indonesia rusak parah akibat pengelolaan yang kurang tepat. Di Kabupaten Indramayu, penggunaan pupuk kimia masih mendominasi dan ketersediaan pupuk sulit ditemukan terlebih di saat musim tanam. Petani pun menjerit.

Berkaca pada banyaknya kendala dalam mengembangkan sektor pertanian di wilayah yang justru berpotensi, Pertamina EP Jatibarang Field mencari jalan keluar. Dengan menginisiasi program Jari Tangan, Perusahaan mendepankan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian dengan konsep ramah lingkungan.

Melalui penggunaan pupuk organik dan pendekatan yang melibatkan komunitas petani, program ini tidak hanya meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, menjadikannya contoh sukses dalam pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan.

Lewat Program Jari Tangan ini, Pertamina EP mengantongi Bronze Award untuk kategori Best Practice in Community Development pada ajang Corporate Sustainability Award (ICSA) 2024, yang digelar akhir November lalu. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan program Jari Tangan dalam memadukan inovasi sosial dengan keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Indramayu.

Ajang yang diselenggarakan oleh OlahKarsa yang berkolaborasi dengan IBCSD (Indonesia Business Council for Sustainable Development) ini memberikan apresiasi atas kontribusi Perusahaan dengan program yang menginspirasi dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.

“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya kami dalam menjalankan program Jari Tangan, yang tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat, tapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan,” ujar Head of Communication, Relation & CID Pertamina EP area Jawa bagian barat Wazirul Luthfi. 

Mengintip Kontribusi Pertamina EP Field Tambun ke Produksi Migas RI

Pertamina EP Prabumulih
Pertamina EP Prabumulih berhasil menambah produksi migas dari Sumur Lembak Infield, LBK-INF5 (LBK-19) dan LBK-INF4 (LBK-20), yang berlokasi di Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Kamis (19/01). (Dok. Pertamina EP Prabumulih)

Sebelumnya, Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan Hidup dan Investasi, melakukan kunjungan kerja spesifik ke Pertamina EP Field Tambun untuk meninjau kegiatan operasional, serta membahas peran sektor migas dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Kunjungan kerja spesifik Komisi XII DPR RI dipimpin langsung oleh Bambang Patijaya, yang juga adalah Ketua Komisi XII. Turut hadir dalam kegiatan ini Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM beserta jajaran ESDM Provinsi Jawa Barat, Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLH dan Pemerintah Kabupaten Bekasi. 

Lebih lanjut, tim Komisi XII DPR RI mengapresiasi upaya dan kinerja Pertamina EP dalam mendukung ketersediaan energi, serta mendorong adanya langkah-langkah inovatif dan efisien guna meningkatkan produktivitas migas nasional.

“Pertamina EP Field Tambun merupakan salah satu aset vital yang mendukung ketahanan energi nasional. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa operasional di lapangan ini berjalan optimal dan sesuai dengan standar keselamatan, keamanan dan lingkungan yang berlaku,” ujar Bambang Patijaya, Ketua Komisi XII DPR RI.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream di Pertamina menyambut baik kunjungan kerja yang dilakukan oleh Komisi XII DPR RI. “Dengan adanya koordinasi dan pengawasan dari pihak DPR RI, dapat mendorong upaya Pertamina dalam memproduksi minyak dan gas bumi sesuai target yang ditetapkan”. 

Plt. Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan tiga strategi peningkatan lifting migas, yang meliputi ekplorasi massif, optimalisasi lapangan produksi dan reaktivasi lapangan dan sumur idle.

 

 

Jaga Produktivitas

Cadangan Migas Baru
PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), Salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku Regional Kalimantan Subholding Upstream pertamina, berhasil menemukan sumber daya migas baru dalam pengeboran sumur eksplorasi Helios D-1 (HLX D-1) dan menambah cadangan migas dari pengeboran sumur pengembangan LSE-1147 yang berlokasi di Lapangan Louise PT Pertamina EP.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina EP, Wisnu Hindadari, menjelaskan sejumlah inisiatif yang telah dilakukan untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan lapangan migas yang sudah mature ini.

Lebih lanjut, Pertamina EP turut memaparkan capaian dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola operasi di lapangan Tambun, termasuk inovasi-inovasi yang diimplementasikan dalam kegiatan operasi dan bisnis guna menjawab dinamika ekonomi global dan industri migas di Indonesia.

Pertamina EP memiliki 22 lapangan yang tersebar di seluruh Indonesia. Di area Jawa bagian barat, terdapat 3 lapangan yang dikelola mencakup Tambun Field, Jatibarang Field, dan Subang Field dengan luas wilayah mencapai 24.331 kilometer persegi. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya