ODOL Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Ciawi, Apa Solusinya?

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan duka cita atas kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Feb 2025, 10:15 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 10:15 WIB
Polisi melakukan olah tempat perkara (TKP) kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Kota Bogor, Rabu (5/2/2025).
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau langsung kondisi Gerbang Tol Ciawi 2 Km 41+400 ruas Tol Jagorawi arah Jakarta. Usai kasus kecelakaan maut beruntun yang terjadi pada Selasa malam, 4 Februari 2025. (Achmad Sudarno).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau langsung kondisi Gerbang Tol Ciawi 2 Km 41+400 ruas Tol Jagorawi arah Jakarta. Usai kasus kecelakaan maut beruntun yang terjadi pada Selasa malam, 4 Februari 2025. 

Peninjauan dilakukan langsung di GT Ciawi 2 untuk mengecek kondisi setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan enam kendaraan. Akibat kecelakaan ini, delapan orang meninggal dunia, empat orang mengalami luka berat dan tujuh orang mengalami luka ringan. 

Dody mengungkapkan duka cita atas kecelakaan yang terjadi. Ia juga menyoroti kendaraan overload over dimension (ODOL) yang masih banyak bertebaran, dan diduga jadi penyebab kecelakaan. 

"Kami juga sudah berdiskusi dengan Korlantas yang sedang mengerjakan olah TKP. Salah satu penyebab utamanya adalah truk ODOL yang gagal berfungsi dengan baik," kata Dody dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).

Ia juga menekankan, penyelesaian masalah ini merupakan tanggung jawab lintas institusi, dan perlu dicari penyelesaian yang seimbang. "Sehingga tidak mengganggu penyaluran logistik, namun juga menekan angka kendaraan ODOL yang dirasa sangat memberikan dampak kerugian bagi banyak pihak," imbuhnya. 

Menurut dia, imbas dari kendaraan ODOL yang masih beroperasi tidak hanya menjadi pemicu kecelakaan, namun juga memperpendek usia perkerasan jalan. 

"Dari segi kerusakan jalan misalnya, biaya preservasi yang dianggarkan Jasa Marga setahun sebanyak 5 kali, tetapi karena ODOL, mungkin hanya bisa satu kali dan akan menimbulkan tambahan biaya. Begitu pun dengan jalan nasional, kita juga mengalami hal yang sama," paparnya.

Dody menuturkan, keberadaan Weigh In Motion (WIM) yang dipasang oleh Jasa Marga seharusnya sangat membantu dalam mengidentifikasi kendaraan ODOL. Begitu juga dengan kecelakaan yang terjadi. "Beban truk yang melintas dapat diketahui melalui WIM dan dapat dipastikan overload," pungkasnya. 

Panggil Bos Perusahaan Air Minum

Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam 4 Februari 2025 menelan korban jiwa dan belasan orang luka-luka.
Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam 4 Februari 2025 menelan korban jiwa dan belasan orang luka-luka. (Dok Jasa Marga)... Selengkapnya

Sehubungan dengan terjadinya kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi 2 pada Selasa (4/2/2025) malam, Kementerian Perhubungan memanggil pimpinan perusahaan air minum dan operator angkutan barang.

Adapun kecelakaan tersebut turut melibatkan satu truk bermuatan galon dengan nomor polisi B 9235 PYW, plus lima kendaraan minibus lainnya sebagai korban. Truk galon itu lepas kendali tepat berada di depan pintu tol akibat rem blong.

"Menyikapi kejadian ini, kita tengah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat untuk mengumpulkan data dan kronologis untuk tindak lanjut pembinaan dengan mengundang semua pihak terkait guna mengantisipasi kejadian berulang di masa mendatang," ungkap Plt Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Yani pada Rabu (5/2/2025). 

Inspeksi Tiap Perusahaan Air Minum

Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam 4 Februari 2025 menelan korban jiwa dan belasan orang luka-luka.
Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam 4 Februari 2025 menelan korban jiwa dan belasan orang luka-luka. (Dok Jasa Marga)... Selengkapnya

Selain memanggil bos perusahaan air minum dan operator angkutan barang, Kemenhub juga melakukan inspeksi keselamatan sekaligus sosialisasi penerapan manajemen keselamatan pada setiap perusahaan yang mengangkut air minum yang beroperasi di lintasan Sukabumi-Jakarta.

"Kemudian kami juga akan terus melakukan pembinaan terhadap pengemudi melalui diklat pengemudi terutama terkait tata cara mengemudi yang benar serta tata cara pengecekan rem sebelum melakukan perjalanan," imbuh Yani.

Adapun, berdasarkan data yang diperoleh dari Mitra Darat, kendaraan truk dengan nomor polisi B 9235 PYW tersebut memiliki status uji berkala yang masih berlaku hingga tanggal 11 Mei 2025.

"Kami menekankan kepada seluruh perusahaan angkutan barang agar dapat memastikan kondisi pengemudi dan kondisi kendaraan dalam keadaan baik sebelum digunakan. Sehingga dapat meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan," pinta Yani. 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya