Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Jumat (17/1/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 0,16 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 7,73 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 99.549 per koin atau setara Rp 1,63 miliar (asumsi kurs Rp 16.435 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 4,05 persen sehari terakhir, tetapi masih melemah 1,90 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 54 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 0,51 persen, tetapi masih menguat 2,97 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 11,6 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA menguat 2,31 persen dalam sehari dan 20,10 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 17.873 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih menguat. SOL menguat 2,41 persen dalam sehari dan 12,26 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,43 juta per koin.
XRP masih berada di zona hijau. XRP menguat 5,29 persen dalam 24 jam dan 41,13 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 52.963 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 1,10 persen, tetapi masih menguat 16,64 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 6.162 per token.
Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,02 persen. Ini membuat harga keduanya sedikit berbeda yaitu USD 0,9997 untuk USDT dan 0,9999 untuk USDC.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,49 triliun atau setara Rp 57.226 triliun, melemah sekitar 0,36 persen dalam sehari terakhir.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dominasi Bitcoin Jadi Sinyal Altseason, Kripto XRP Jadi Incaran
Sebelumnya, dominasi Bitcoin telah menunjukkan sinyal signifikan bagi investor altcoin, yang dapat melihat mata uang kripto yang lebih kecil reli selama Desember dan menarik lebih banyak investasi.
Dominasi Bitcoin, yang mengukur rasio Bitcoin terhadap total nilai pasar kripto, telah turun menjadi 56,1 persen, di bawah garis dukungan dua tahunnya, yang menandakan pasar secara resmi berada di altseason.
Altseason adalah kependekan dari altcoin season, mengacu pada reli kolektif mata uang kripto selain BTC, yang cenderung diuntungkan dari dominasi Bitcoin yang menurun.
Penurunan dominasi Bitcoin menunjukkan bahwa investor mengambil untung dari posisi BTC mereka dan menginvestasikan sebagian dana ini ke altcoin.
Beberapa analis mengungkapkan altseason saat ini banyak investor menuju pada aset kripto XRP Coin. Koin XRP, mata uang kripto terbesar keenam di dunia, dapat memperoleh keuntungan dari penurunan dominasi Bitcoin.
Kepala analis di Bitget Research, Ryan Lee mengatakan Berdasarkan struktur pasar saat ini, harga XRP dapat naik hingga USD 2,57 sebelum akhir 2024.
“Diperkirakan XRP dapat mencapai sekitar USD 2,57 selama Desember 2024. Khususnya, tren harga XRP mungkin dipengaruhi oleh peristiwa halving Bitcoin. Secara historis, XRP telah menunjukkan pertumbuhan signifikan sekitar 228 hari setelah Bitcoin mengalami halving,” kata Lee, dikutip dari Cointelegraph, Senin (2/12/2024).
Lee menambahkan, kemajuan lebih lanjut pada ETF XRP yang potensial akan menjadi katalis utama harga untuk koin tersebut. Manajer aset 21Shares adalah yang terakhir mengajukan ETF XRP ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 1 November, sebagai perusahaan ketiga yang mengajukan ETF XRP.
Advertisement
Bitcoin Bakal Melonjak Terdampak Pelantikan Donald Trump
Sebelumnya, lonjakan harga Bitcoin pada 2024 membuat beberapa investor menantikan dampak potensial pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan datang pada pasar mata uang kripto.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (16/1/2025), laporan yang dikeluarkan Pantera Capital yang berjudul “Year Ahead in Crypto” menyoroti masa jabatan Donald Trump dapat memacu pertumbuhan Bitcoin lebih lanjut, seperti peluncuran ETF Bitcoin spot AS pada awal 2024.
Perusahaan tersebut percaya pemilu AS maupun ETF Bitcoin dapat menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang berkelanjutan. Harga Bitcoin melonjak melewati USD 100.000 pada Desember tetapi baru-baru ini turun menjadi sekitar USD 92.000.
Penurunan ini tidak terlalu berkaitan dengan kebijakan Trump, tetapi lebih berkaitan dengan faktor pasar yang lebih luas, seperti tindakan Federal Reserve yang agresif dan dolar AS yang lebih kuat.
Sementara beberapa analis memperkirakan harga Bitcoin dapat turun lebih jauh, ada keyakinan luas kebijakan Trump dapat menyalakan kembali pasar yang sedang naik daun begitu ia menjabat.
Sikap Trump terhadap mata uang kripto secara luas dipandang menguntungkan oleh orang dalam industri. Kebijakan pro-kripto yang diharapkan akan dipromosikannya telah menimbulkan spekulasi ia mungkin akan menyatakan Bitcoin sebagai aset cadangan pada hari pertamanya menjabat.
Selain itu, penunjukan pejabat penting dalam pemerintahannya, termasuk Paul Atkins sebagai kepala Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan David Sacks sebagai AI dan kepala kripto Gedung Putih, telah semakin meningkatkan optimisme.
Langkah-langkah ini dipandang berpotensi positif bagi Bitcoin, membantu membangun lingkungan regulasi yang lebih jelas dan meningkatkan minat institusional terhadap aset tersebut.
Harga Diskon, MicroStrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 3,9 Triliun
Sebelumnya, perusahaan teknologi, MicroStrategy kembali mengumumkan pembelian Bitcoin terbaru di tengah penurunan harga belakangan ini. Salah satu pendiri MicroStrategy, Micheal Saylor, mengatakan di media sosial X, perusahaan membeli 2.530 bitcoin lagi senilai sekitar USD 243 juta atau setara Rp 3,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.308 per dolar AS) ke dalam kepemilikan Bitcoin-nya.
Dilansir dari CryptoTimes, Selasa (14/1/2025), Bitcoin baru ini dibeli antara tanggal 6 hingga 12 Januari dengan harga rata-rata USD 95.972 atau setara Rp 1,5 miliar per koin. Dengan pembelian baru ini, MicroStrategy kini memiliki total 450.000 Bitcoin yang dibeli dengan harga rata-rata USD 62.691 per koin.
Pada harga Bitcoin saat ini sebesar USD 92.000, kepemilikan mereka diperkirakan bernilai USD 40,8 miliar. Sejauh ini, perusahaan raksasa tersebut telah menginvestasikan USD 28,2 miliar dalam Bitcoin, sehingga mereka memperoleh laba besar sebesar USD 12 miliar.
Hal ini menjadikan MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar di tingkat perusahaan. Berkat hal ini, mereka kini mengendalikan sekitar 2,1 persen dari total pasokan Bitcoin.
Dedikasi MicroStrategy terhadap Bitcoin sangat kuat, terbukti dari tindakan mereka, karena ini adalah minggu kesepuluh berturut-turut perusahaan tersebut mengakuisisi Bitcoin.
Sebuah perjalanan yang dimulai pada 31 Oktober ketika perusahaan tersebut membagikan “Rencana 21/21” untuk memanfaatkan penjualan saham dan berbagai teknik penggalangan dana guna mengumpulkan Bitcoin.
Selama periode pembelian Bitcoin pada Januari 2025, MicroStrategy juga menjual 710.425 saham, yang berhasil mengumpulkan USD 243 juta. Menurut pengajuan SEC, perusahaan tersebut masih memiliki saham senilai USD 6,5 miliar yang tersedia untuk penjualan di masa mendatang guna mengumpulkan lebih banyak dana.
Michael Saylor selalu menggambarkan Bitcoin sebagai komponen inti dari rencana MicroStrategy. Perusahaan tersebut telah membeli banyak Bitcoin sejak 2021, terutama selama penurunan harga yang singkat.
Advertisement