Liputan6.com, Jakarta Lewat sebuah komunitas fotografi, para fotografer disabilitas di Australia dapat membagikan perspektif mereka mengenai kehidupan mereka foto yang mereka ambil.
Salah satu anggotanya adalah William Webster. Ia mengatakan bahwa dengan kameranya, dia ingin mendapatkan sebuah perspektif yang baru.
Baca Juga
"Foto-foto yang saya ambil adalah alam dan bayangan, dan saya adalah bagian dari alam," kata Webster. Selain itu, dia memotret juga agar mendapatkan ide untuk penulisan ceritanya.
Advertisement
"Terkadang foto bisa membuat sebuah cerita, karena menulis cerita adalah keahlian saya," kata pria itu seperti dilansir dari ABC News, Senin (12/7/2021).
Komunitas yang diikuti Webster merupakan sebuah kelompok yang dijalankan melalui Mosaic Support Service di Hobart, Australia, sebagai bagian dari program seni visualnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Semua Punya Perspektif
Rodrigo Diaz-Icasuriaga, salah seorang support worker mengatakan, komunitas tersebut awalnya bernama "The World As I Se It." Menurutnya, hal itu karena begitulah tujuan dari fotografi.
"Ini perspektif, dan kita semua memiliki perspektif yang unik dan individual," kata Diaz-Icasuriaga.
"Bagi klien kami untuk dapat menunjukkan kepada orang lain bagaimana mereka melihat dunia, adalah sangat penting," ujarnya.
Diaz-Icasuriaga mengungkapkan, mereka biasanya berkumpul di hari Selasa pagi. Mereka umumnya akan memulai pertemuan dengan minum teh, lalu membicarakan kemana mereka akan pergi.
Advertisement
Pakai Kamera Profesional
Selain itu, para fotografer juga dilengkapi dengan peralatan profesional untuk memotret dan membagikan karya mereka. Salah satunya adalah memakai kamera DSLR.
"Manfaat memiliki DSLR adalah mereka mendapatkan foto yang lebih baik, kami memiliki lensa yang tepat pada mereka," kata Diaz-Icasuriaga.
Shaun Phillips, salah satu anggota, juga mengatakan bahwa kamera DSLR sangat baik untuk digunakan daripada kamera kecil.
"Lebih baik ketimbang yang kecil, karena yang kecil terlalu kecil untuk memotret. Yang besar lebih baik."
Foto-foto dari komunitas itu lalu digunakan untuk membuat produk-produk yang dijual di toko Made by Mosaic. Mereka dipajang di barang-barang seperti tas atau cangkir.
Selain itu, mereka juga sering mengadakan pameran. "Saat itulah kami menyaring semua foto, menemukan foto terbaik untuk digunakan dalam pameran," kata Diaz-Icasuriaga.
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement