Liputan6.com, Kairo - Gelaran pesta demokrasi kembali dilakukan Mesir, setelah pemilihan presiden pertama sejak digulingkannya Mohammed Morsi pada Juli tahun lalu. Pemilu tersebut digelar pada Senin waktu setempat.
Dikutip Liputan6.com dari Reuters, Senin (26/5/2014), mantan pemimpin militer Mesir Abdel Fatah al-Sisi diprediksi menang melawan hanya satu saingan, Hamdeen Sabahi, seorang politisi sayap kiri yang sebelumnya kalah dalam pilpres melawan Morsi.
Al-Sisi telah dianggap sebagai pemimpin Mesir, setelah Morsi terguling. Bagi sebagian orang, ia dianggap pahlawan karena telah membubarkan Ikhwanul Muslimin yang disebutnya sebagai kelompok teroris.
"Kami melihat Sisi sebagai pria sejati. Mesir menyukai pria yang kuat," kata warga bernama Saber Habib ketika memberikan suara di kota Suez, timur Kairo.
Pada pemilihan umum bagi warga Mesir di luar negeri, al-Sisi mengantongi suara sebesar 95 persen. Sementara dari lembaga poling Pew Research Center yang bermarkas di Washington memperkirakan al-Sisi akan menang 54 persen, dari rivalnya Sabahi yang hanya memperoleh suara 45 persen.
Guna mengamankan jalannya pemilu tersebut, operasi keamanan besar-besaran dilakukan, sejak tempat pemuingutan suara (TPS) dibuka sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Dilansir dari BBC, al-Sisi yang berusia 59 tahun dianggap begitu menarik warga Mesir yang mendambakan kestabilan di Mesir. Setelah bertahun-tahun mengalami pergolakan politik semasa kepimpinan Morsi. (Ein)