Gedung Parlemen Kanada Diserang, Obama Tingkatkan Kewaspadaan AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tidak tinggal diam, melihat serangkaian aksi teror yang terjadi di negara tetangganya, Kanada.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 23 Okt 2014, 11:28 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 11:28 WIB
Presiden AS Barack Obama dan PM Kanada Stephen Harper.
Presiden AS Barack Obama dan PM Kanada Stephen Harper. (Reuters)

Liputan6.com, Ottawa - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tidak tinggal diam, melihat serangkaian aksi teror yang terjadi di negara tetangganya, Kanada. Ia menyebut insiden itu sangatlah tragis.

Orang nomor satu di AS tersebut tak ragu menyatakan penguatan dan kewaspadaan merupakan, sebagai hal paling penting dilakukan saat ini. Sebab diyakini Obama, kedua hal itu merupakan senjata paling ampuh untuk menangkal aksi teror.

Oleh sebab itu, Kanada dan AS, diyakini Obama, harus berkerjasama demi mewujudkan hal tersebut. Aksi teror itu juga disebut-sebut memicu AS untuk menaikan status keamanannya.

"Saya pikir sangat penting bagi kami, untuk mengenali ancaman-ancaman dan aksi teror yang mana Kanada dan AS akan tersinkronisasi," sebut Obama seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/10/2014).

Tidak cuma itu, Obama mengungkapkan sudah menghubungi Perdana Menteri Kanada Stephen Harper dan menawarkan bantuan yang dapat diberikan AS.

Walau Obama sempat menyatakan akan menaikan status kewaspadaan, FBI menyatakan belum ada indikasi bahwa serangan di kanada akan berimbas ke AS.

Serangan di Kanada terjadi di Tugu Memorial Perang dan di dalam Gedung Parlemen Kanada. Aksi teror tersebut menyebabkan seorang Tentara Kanada meregang nyawa dan 3 orang lain terluka.

Insiden ini terjadi beberapa jam setelah negara itu menaikkan status kewaspadaan terorismenya dari rendah ke menengah. Hal ini diambil sehabis seseorang dari kaum minoritas dibunuh oleh polisi di Quebec karena menabrak 2 tentara dengan mobilnya. (Ein)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya