Ledakan Buat Suasana Usai Pemilu Ukraina Kian Mencekam

Belum bisa dipastikan pihak mana yang melancarkan serangan roket. Namun, Donetsk dikenal sebagai wilayah yang diduduki oleh separatis.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 27 Okt 2014, 17:06 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2014, 17:06 WIB
Kondisi salah satu kawasan di Ukraina.
Kondisi salah satu kawasan di Ukraina. (Reuters)

Liputan6.com, Kiev - Kondisi di Ukraina kembali mencekam setelah pemilihan umum (pemilu) parlemen digelar. Ledakan roket dilaporkan terdengar di wilayah Donetsk.

Belum bisa dipastikan pihak mana yang melancarkan serangan roket. Namun, Donetsk dikenal sebagai wilayah yang diduduki oleh kelompok separatis pro-Rusia.

Keterangan mengenai adanya ledakan di Donetsk disampaikan langsung oleh walikota wilayah tersebut melalui situs pribadinya.

"Tembakan yang sangat keras dan berasal dari senjata berat dan ledakan sangat terdengar," sebut Walikota Donetsk, seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/10/2014).

Sebelumnya, kondisi di timur Ukraina sempat membaik setelah gencatan senjata disetujui. Namun, peristiwa tersebut tidak bertahan lama karena baik tentara atau kelompok separatis beberapa kali melanggar peraturan gencatan senjata.

Sementara itu, walau sempat tidak kondusif, pemilu di Ukraina berjalan dengan lancar. Dua partai pro-Eropa pun sampai saat ini masih memimpin perolehan jumlah suara.

Partai yang dipimpin Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk, mendapat suara 21,6 persen. Di tempat kedua, partai tempat Presiden Petro Poroshenko bernaung hanya kalah tipis dengan 21,5 persen.

Hasil tersebut pun menandakan bahwa Ukraina memilih Eropa dan Barat sebagai mitra politik, ekonomi dan perdagangan utama mereka dan meninggalkan Rusia yang dulunya ada di posisi tersebut.

Krisis di Ukraina memang tidak bisa lepas dari Rusia. Keputusan eks Presiden Viktor Yanukovych yang memilih tetap menjadikan Negeri Beruang Merah sebagai mitra utama, serta menolak menjadi anggota Uni Eropa membawa negara pecahan Uni Soviet ini ke dalam krisis berkepanjangan.

Tak hanya itu, pemilu legislatif Ukraina yang digelar pada Minggu 26 Oktober lalu, merupakan salah satu upaya dari kelompok Nasionalis Ukraina untuk membersihkan pengaruh loyalis Yanukovych yang masih tersisa di parlemen. (Ans)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya