Liputan6.com, Kano, Nigeria - Ledakan bom dan kekerasan yang menimbulkan korban jiwa kembali terjadi di Nigeria. Puluhan orang dikhawatirkan tewas menyusul 3 ledakan yang mengguncang salah satu masjid di Kano, Nigeria bagian utara.
"Bom meledak saat jemaah sedang menggelar salat Jumat di masjid di Kano, kota terbesar Nigeria utara, di mana kelompok militan Islam Boko Haram memiliki kekuatan yang signifikan dan kerap melancarkan serangan mematikan," ucap penyiar televisi nasional Nigeria NTA seperti dikutip CNN, Jumat (28/11/2014).
Namun informasi mengenai penyebab ledakan di masjid itu belum diketahui secara pasti. Pihak medis setempat juga belum bisa mengonfirmasi jumlah korban yang jatuh dalam serangan tersebut.
Reuters mewartakan, seorang saksi mata menyatakan, setelah serangan bom terjadi, sekelompok orang tiba-tiba menembaki jemaah yang ada di dalam masjid.
"Setelah beberapa ledakan, mereka juga melepaskan tembakan ke arah masjid. Saya tidak bisa memberitahu apakah ada korban tewas dalam serangan tersebut, karena saya segera berlari menjauh untuk menyelamatkan diri," kata seorang saksi mata, yang juga staf Istana Kano.
"Serangan itu menewaskan sedikitnya 35 orang," timpal saksi yang dibenarkan polisi setempat, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga
'Wilayah' Boko Haram
Advertisement
Kano adalah salah satu daerah di mana kelompok garis keras Boko Haram menggencarkan kampanye anti-pemerintah. Aksi kekerasan kerap dikaitkan dengan kelompok militan di Kano tersebut. Termasuk, serangkaian pengeboman yang menewaskan 180 orang dalam satu hari pada tahun 2012 dan pemboman bunuh diri yang menewaskan 6 orang, termasuk 3 polisi di sebuah pom bensin bulan ini.
Pada awal bulan ini, Emir Kano dan mantan gubernur bank sentral negara itu, Sanusi Lamido Sanusi, mendesak perlawanan terhadap militan Islam. Pasukan Nigeria pun kerap mengandalkan warga untuk membantu mereka melawan Boko Haram di sejumlah negara bagian.
Boko Haram yang berarti 'Haramkan Pendidikan Barat', masih diyakini menyandera lebih dari 200 anak perempuan yang diculik pada April 2014 dari sebuah sekolah di Chibok, Negara Bagian Borno.
Pada November ini pula, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengatakan gadis-gadis telah masuk Islam dan menikah. Dia sekaligus membantah klaim pemerintah bahwa telah tercapai kesepakatan gencatan senjata dengan kelompoknya. (Ans)