Menlu Layangkan Protes ke Malaysia Terkait Iklan Lecehkan TKI

Menlu memastikan akan ada langkah lain yang diambil pemerintah. Termasuk menuntut perusahaan pembuat iklan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Feb 2015, 20:08 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2015, 20:08 WIB
PRT
Iklan 'Pecat Pembantu Indonesia' di Malaysia

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah iklan yang dikeluarkan perusahaan pembuat alat pembersih asal Malaysia, RoboVac memicu kecaman. Gara-garanya, reklame tersebut mencantumkan tulisan 'Fire Your Indonesian Maid Now'. Atau 'pecat pembantu Indonesia'.

Setelah mengetahui iklan bernada melecehkan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun ambil tindakan. Tidak hanya mengirim nota protes, Menlu juga memanggil pejabat kedutaan Malaysia ke kantor Kemlu.

"Begitu kita mengetahui ada iklan tersebut kita langsung melakukan kontak dengan kedutaan kita di Kuala Lumpur untuk segera menyampaikan protes," sebut Retno, Rabu (4/2/2015).

"Kita telah menanggil kuasa usaha sementara kedutaan Malaysia ke Kemlu dan kita menyampaikan protes keras terhadap adanya iklan tersebut," sambung dia.

Disamping itu, Menlu memastikan akan ada langkah lain yang diambil pemerintah. Termasuk di antaranya adalah menuntut perusahaan pembuat iklan ini.

"Kita tengah menjajaki kemungkinan upaya hukum terhadap perusahaan tersebut," pungkas dia.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pada 3 Februari 2015 telah mengirimkan nota protes kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Malaysia.

Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno menyayangkan munculnya iklan sebuah perusahaan swasta yang sangat mengganggu perasaan bangsa dan rakyat Indonesia.

Terlebih lagi hal ini terjadi di tengah-tengah persiapan Kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Malaysia tanggal 5-7 Februari 2015 yang bertujuan untuk lebih memperkokoh dan memperdalam hubungan bilateral yang saling menguntungkan.

"Penting kedua bangsa dan negara untuk terus memperkokoh people-to-people links agar kedua bangsa dapat lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terlebih lagi di saat negara-negara ASEAN akan segera memasuki tatanan Komunitas ASEAN," tegas Herman dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (4/2/2015). (Ein)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya