Liputan6.com, Jakarta Hujan es yang mengguyur malam itu, 8 Februari 1855, membuat kawasan Devon, Inggris berselimut salju. Atap rumah, dahan dan ranting pohon, juga jalanan terlihat putih. Beku.
Pemandangan itu sudah biasa disaksikan warga di dua sisi Sungai Exe kala musim dingin. Namun, mereka yang bangun pagi harinya terkejut kala menjumpai jejak-jejak misterius di atas hamparan salju. Panjangnya sekitar 4 inchi atau 10,16 cm, lebar 3 inchi atau 7,62 cm.
Jarak satu dengan lainnya sekitar 8-17 inchi. Kebanyakan adalah jejak tunggal, tidak berpasangan. Setidaknya ada 30 lokasi di Devon dan 2 di Dorset yang melapor menemukan tanda serupa. Menyebar di kawasan yang membentang antara 40-100 mil atau 64-161 km.
Baca Juga
Â
Advertisement
"Dari penampakannya mirip kaki keledai," demikian deskripsi media The Times saat itu, seperti dikutip dari BBC.
Tak hanya di jalanan rata, jejak serupa juga ditemukan di atap rumah dan dinding tinggi. Melintasi kawasan-kawasan yang dipagari dan dikunci. Tapak juga ditemukan mengarah ke pipa-pipa drainase yang diameternya hanya selebar 4 inchi atau 10 cm, lalu hilang, dan kemudian muncul kembali di ujung lainnya.
Masyarakat kala itu dicekam ketakutan. Banyak yang mengira jejak misterius itu adalah jejak makhluk halus. Memicu legenda tentang Devil's Footprints. Jejak kaki setan.Â
Â
Tak sedikit yang percaya, iblis, setan, atau memedi lainnya telah berkunjung ke desa mereka. Sementara, mereka yang skeptis menyebutnya tipuan belaka (hoax). Ada lagi yang menduga itu adalah jejak keledai, kuda poni, hingga tikus pohon.
Seorang penulis, Geoffrey Household berpendapat, biang keladi jejak misterius itu adalah balon eksperimen yang dilepaskan secara tak sengaja dari Devonport Dockyard.
Sumber informasinya adalah pria lokal, Mayor Carter, yang kakeknya pernah bekerja di Devonport kala itu. Ia mengklaim, insiden itu sengaja ditutupi karena balon tersebut merusak sejumlah konservatorium, rumah kaca, dan memecahkan jendela sebelum jatuh di Honiton.
Ada juga yang menyebut, kasus jejak misterius itu adalah histeria massa -- yang disebabkan penampakan sejumlah hewan sekaligus dalam waktu relatif bersamaan.
Dalam suratnya kepada media Illustrated London News pada 1855, Pendeta GM Musgrave mengutarakan teori lain. "Dalam beberapa hari beredar laporan bahwa sejumlah kanguru dari kebun binatang pribadi di Sidmouth," kata dia.
Namun, dugaan itu sama sekali tak kuat. Tak ada kabar soal kanguru kabur kala itu. Sang pemuka agama mengakui, ia menyebar
cerita itu untuk mengalihkan jemaatnya dari horor tentang kemunculan setan yang meninggalkan jejak-jejak di atas salju.
"Untuk mengalihkan pikiran masyarakat desa ... mereka takut untuk pergi keluar setelah matahari terbenam ... yakin bahwa ini adalah tindakan setan..."
Pada Juli 1855, seorang ilmuwan mengajukan teori bahwa jejak kaki itu berasal dari musang. Salah satunya adalah dari ukuran tapak tersebut.
Tak ada satupun dari spekulasi itu terbukti sahih. Hingga saat ini, 160 tahun setelah kabar kemunculan jejak kaki setan memicu horor di Devon.
Peristiwa serupa juga pernah dilaporkan media The Times, 15 tahun sebelumnya, pada 14 March 1840. Meski tak seheboh yang kedua.
Selanjutnya: Muncul Kembali di Era Modern...
Muncul Kembali di Era Modern
Muncul Kembali di Era Modern
Belum lagi misteri Devil's Footprints terpecahkan, jejak serupa muncul di era modern. Pada Maret 2009, Nenek Jill, warga Woolsery, Devon menjumpai tapak misterius di halamannya. Juga pada musim salju. "Aku sungguh tak percaya. Jejak itu berbentuk kuku terbelah (cloven hoof). Tak ada jejak lain di permukaan salju," kata nenek yang kala itu berusia 76 tahun itu seperti dikutip dari Daily Mail.
Jonathan Downes dari Centre for Fortean Zoology yang meneliti jejak misterius itu menebak, terwelu atau kelinci sebagai tersangkanya.
"Ribuan orang di seluruh dunia percaya dengan fenomena paranormal, tapi sejauh ini, hampir semua hal aneh dan misterius yang dialami manusia ternyata memiliki penjelasan ilmiah. Pun dengan fenomena 'jejak setan' itu," kata Downes. "Apakah saya percaya iblis keluar lubang neraka demi berkeliaran di sekitar kebun di Devon Utara? Tentu saja tidak."
Downes yakin, misteri itu akan terpecahkan. "Memang tak semua fenomena bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka ya. Tetapi pengetahuan manusia berkembang sepanjang waktu. Saya percaya bahwa hal-hal yang saat masuk kategori fenomena paranormal, akan bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan."
Selain soal jejak kaki misterius, 8 Februari -- hari ke-39 pada kalender Gregorian -- juga diwarnai sejumlah peristiwa penting.
Pada tahun 1587, Mary, Ratu Skotlandia dieksekusi mati di Kastil Fotheringhay atas tuduhan berperan dalam konspirasi untuk merebut takhta dari Ratu Elizabeth I.
Masih soal eksekusi mati, pada 1924, kamar gas -- yang mengeluarkan udara beracun -- digunakan untuk mengeksekusi terpidana mati kasus pembunuhan.
Sementara pada 1952, Elizabeth II menjadi Ratu Inggris setelah sang ayah, George VI mangkat. (Ein)
Advertisement