Liputan6.com, San Francisco Apa yang terjadi jika diskriminasi tak hanya terjadi di antara manusia, tapi juga teknologi?
Seperti peristiwa menghebohkan yang baru-baru ini terjadi saat Google mengidentifikasi orang berkulit hitam sebagai gorila.
Baca Juga
Dilansir dari Usatoday.com, Minggu (5/7/2015), Google baru saja meluncurkan aplikasi foto barunya, Google I/O, pada bulan Mei lalu.
Advertisement
Sebuah perangkat lunak pengenalan gambar ini merupakan teknologi yang baru saja `lahir`, namun penggunaanya sudah menyebar dengan sangat cepat.
Google I/O menggembar-gemborkan kemampuan mesin pintar untuk mengenali wajah orang, tempat dan acara.
Sayangnya, lantaran kurang awas mengenai pengecekan tagging, terjadilah kesalahan yang cukup fatal. Saat seorang programmer bernama Jacky Alciné, memasang foto di akun twitternya, aplikasi Google I/O melabeli foto dia dan temannya, yang berdarah campuran Afrika-Amerika, sebagai gorila. Tentu saja, ia sangat kecewa dengan hal ini.
Â
Yontan Zunger, insinyur dan kepala arsitek perusahaan Google+, merespons dengan cepat komplain Alciné di Twitter. Ia mengatakan, "Ini 100% Tidak OK." dan ia berjanji bahwa tim Foto Google akan segera bekerja untuk memperbaiki kesalahan ini.
Namun, sepertinya langkah perbaikan menemui kendala, sehingga Google sendiri harus menonaktifkan sementara tagging gorila.
Juru bicara Google, Katie Watson, mengatakan bahwa hal ini benar-benar tak terduga dan ia berharap semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Pihak Google pun berjanji akan bekerja lebih teliti serta melakukan perbaikan jangka panjang sehingga aplikasi foto baru ini bisa mengenali wajah orang lebih baik, terutama mereka yang berkulit hitam. (Dsu)