Liputan6.com, Yerusalem - Polisi Israel kembali menembak mati seorang warga Palestina yang berupaya menikam warga Yahudi di Yerusalem, Sabtu 26 Desember 2015 waktu setempat. Itu merupakan insiden terbaru dalam serangkaian kekerasan yang tak henti-hentinya selama lebih dari 3 bulan terakhir.
Menurut juru bicara kepolisian Israel, Luba Samri, para petugas mendekati seorang laki-laki di luar Kota Tua yang terlihat mencurigakan karena membuntuti sepasang jemaah Yahudi.
Baca Juga
"Ketika dikonfrontasi, laki-laki Palestina itu mengeluarkan sebilah pisau dan hendak menikam salah seorang polisi, sehingga memicu polisi lainnya untuk menembak laki-laki itu," kata Samri seperti dikutip AP, Minggu (27/12/2015).
Advertisement
Sejak pertengahan September lalu, 20 warga Israel telah tewas dalam sejumlah serangan. Sedikitnya 128 warga Palestina tewas dalam periode yang sama. Israel mengatakan 88 di antaranya sedang menyerang atau berupaya menyerang warga Israel, sedangkan yang lainnya tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel.
Baca Juga
Israel menuding warga Palestina melancarkan serangan itu karena terhasut. Sedangkan warga Palestina mengatakan kekerasan itu berakar dari rasa frustasi karena berada di bawah kekuasaan militer Israel selama 5 dasawarsa.
Protes Kekerasan
Sementara itu, polisi Israel di Yerusalem juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan puluhan pengunjuk rasa yang menuntut Israel atas tewasnya warga Palestina dalam serangan atau selama bentrokan dengan pasukan Israel. Para pengunjuk rasa berpegangan tangan dan membentuk rantai manusia di seluruh bagian dinding Kota Tua.
Sedangkan di tempat lain di Tepi Barat, militer Israel mengatakan seorang pengendara Palestina telah menabrakkan mobilnya ke sebuah pos pemeriksaan. Seorang prajurit yang ditempatkan di sana mengalami luka ringan.
Namun, tentara lainnya yang ada di sana kemudian menembak pengemudi tersebut hingga tewas. Pihak Palestina mengecam penembakan tersebut sebagai hal yang tak patut dilakukan.
"Orang-orang yang membawa pria itu ke rumah sakit mengatakan dia ditembak tanpa alasan," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Taref Ashour.