Penjaga Satwa Liar Menagis Saat Temukan Tiga Badak Mati Dibantai

Pekerja satwa liar temukan tiga badak mati diburu untuk cula mereka. Sementara dua anak badak dialihkan ke penampungan karena masih kecil.

oleh Rio Christa Yatim diperbarui 28 Mar 2016, 21:04 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2016, 21:04 WIB
Biadab, Pekerja Satwa Liar Sedih Temukan Tiga Badak Mati
Tiga badak mati dan dua yang masih menyusui di buat yatim di Sibuya Game Reserve. (dailymail)

Liputan6.com, Afrika Selatan - Membawa senjata api, mengenakan topi dengan tangan di kepala, seorang pekerja satwa liar tampak menyembunyikan kesedihan setelah mendapati 3 badak dibunuh pemburu liar untuk cula mereka.

Salah satu pekerja menggambarkan pembantaian di Afrika Selatan sebagai hari terburuk mereka. Dua badak bercula ditemukan mati pada hari Kamis 24 Maret 2016.

Dokter hewan di lokasi berusaha selamatkan badak yang ketiga bernama Bingo, namun gagal dan mati kemarin malam akibat luka-luka parah yang dideritanya.

Pemburuan dilakukan untuk cula mereka yang umumnya digunakan untuk keperluan medis. (dailymail)

Sementara itu, dua anak badak berusia 11 bulan yang masih menyusui harus dikirim ke penampungan hewan karena belum bisa mengurusi dirinya sendiri.

Dikutip, Dailymail, Senin (28/3/2016), permintaan dan harga cula badak dalam beberapa tahun ini telah mengalami peningkatan signifikan untuk keperluan medis, khususnya di Asia.

Hal ini telah menyebabkan pemburuan cula badak di negara-negara Afrika. Menurut catatan jumlah badak putih selatan hanya tersisa 20.000 di seluruh benua.

Bangkai kedua badak ditemukan di Sibuya Game Reserve oleh pemiliknya, Nick Fox di propinsi Eastern Cape.

"Para pemburu yang melakukan pembantaian adalah profesional, mereka merupakan sindikat yang memiliki beragam sumber daya. Jika pemburuan ingin dihentikan, kami akan memerlukan pasukan unit badak yang lebih baik dan khusus," katanya.

Kematian ketiga badak datang ketika Pangeran Williams -- presiden United for Wildlife -- tengah melakukan kampanye terhadap penyeludupan bagian tubuh hewan-hewan yang terancam punah untuk keuntungan.

Namun, sang pangeran belum lama ini mendapatkan kritikan setelah melakukan klaim bahwa ada lokasi di Afrika di mana para pemburu bisa berburu untuk hiburan semata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya