Liputan6.com, New Delhi - Horor cuaca ekstrem berupa gelombang panas mematikan kembali menghampiri India. Cuaca di sebagian wilayah negara tersebut jauh lebih terik dari biasanya. Sementara, hujan yang biasanya masih turun pada Bulan April tak kunjung membasahi Bumi.
Akibatnya, puluhan orang dilaporkan tewas di dua negara bagian di India selatan, yakni Telangana dan Andhra Pradesh.
Jumlah mereka yang kehilangan nyawa setidaknya mencapai 110 orang.
Â
Baca Juga
Sementara, Kota Bhubaneswar di Orissa mencetak rekor hari terpanas pada Bulan April sepanjang sejarahnya, dengan suhu mencapai 45,8 derajat Celcius.    Â
Jelang musim hujan di India lekat dengan karakteristik cuaca panas, dengan sinar matahari yang kuat dan suhu yang meningkat tajam.
Namun, pada tahun ini, suhu udara yang berada dalam level mematikan datang lebih cepat dan meluas dari biasanya.
Panas ekstrem juga meluas hingga ke wilayah utara, dengan suhu melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari berturut-turut.
Angin yang bertiup dari Barat bisa berarti lokasi seperti Bhubaneswar dan Kolkata -- yang biasanya menerima hembusan hawa dingin dari Teluk Bengala -- justru menghadapi udara panas yang menyiksa.
Beberapa bagian Maharashtra dan Uttar Pradesh hanya menikmati curah hujan setengah dari level biasanya. Kekeringan tersebut kian menguatkan efek sinar matahari musim panas. Pemanasan udara di atas wilayah tersebut kian hebat.
Meski ada tanda-tanda panas ekstrem mereda di Bengala Barat dan Orissa, secara statistik, bulan-bulan paling terik sepanjang musim panas belum lagi tiba.
"Panas reda secara permanen biasanya terjadi seiring datangnya musim hujan, normalnya terjadi pada pertengahan Juni," kata ahli meteorologi, Peter Gibbs seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/4/2016).
Aparat di wilayah terdampak panas India menganjurkan agar warga menjauhi sinar matahari antara pukul 12.00 hingga 16.00 waktu setempat.
Namun, petugas meteorologi mengatakan, suhu udara harus naik setidaknya 5 derajat Celcius, sebelum status bahaya gelombang panas dikeluarkan.
"Sejauh ini belum ada indikasi. Suhu udara di sini standarnya 40-42 derajat Celcius "kata Narasimha Rao, direktur departemen meteorologi di Hyderabad, ibukota Telangana. Â
Meski mengklaim belum ada gelombang panas, namun pejabat mengakui ada hal abnormal dengan suhu udara tahun ini.
Advertisement
Sebelumnya, lebih dari 2.500 orang tewas di tengah gelombang panas yang menerjang Telangana dan Andhra Pradesh pada 2015, di mana suhu udara melonjak di atas 45 derajat Celcius.
Itu adalah jumlah korban terbesar ranking lima akibat gelombang panas di dunia sejak Abad ke-19.
Wilayah terdampak paling parah adalah Andhra Pradesh, di mana temperatur mencapai 47 derajat Celcius.
Sementara di New Delhi, gelombang panas bahkan sampai melelehkan aspal jalan. Membuat garis zebra cross alias tempat penyeberangan jadi tak karuan.