Liputan6.com, Bandung - Kisah lain yang diungkap Presiden ‎ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dan pemerintah, adalah soal perubahan iklim. Menurutnya, hal itu sangat penting dan memerlukan kerja sama dengan negara lain.
"Saudara-saudara, secara internasional, masalah global yang juga krusial saat ini adalah terkait isu perubahan iklim. lsu ini sangat signifikan dan kita harus lebih serius terlibat, sekaligus mencermati berbagai pejanjian internasional. Yang terbaru adalah Perjanjian Paris 2015," ucap Megawati di Universitas Padjajaran, Bandung, Rabu (25/5/2016).
Baca Juga
"Perjanjian ini mengubah pola struktur penurunan emisi yang sebelumnya diatur dalam Protokol Kyoto. lnilah saatnya komitmen nasional. Komitmen dari seluruh elemen bangsa untuk mencapai target penurunan emisi dunia. termasuk menghentikan pembalakan liar," imbuh Megawati.
Advertisement
Ia menuturkan, di saat bersamaan harus tetap melangkah dalam koridor kepentingan nasional.
"Langkah awal yang harus kita perjuangkan dalam isu perubahan iklim adalah 'keadilan iklim'. Kita berjuang bersama negara negara lain agar 'hutang emisi' diselesaikan negara-negara maju. Mereka terindikasi berkontribusi besar pada perusakan atmosfer akibat menumpuknya gas rumah kaca selama berpuluh-puluh tahun."
"Menurut saya Indonesia pun harus aktif mendorong cara penentuan dan penghitungan emisi yang didasarkan pada‎ penghitungan emisi per kapita. Mari kita perjuangkan kesepakatan internasional : "setiap orang di belahan Bumi manapun memiliki hak yang sama terhadap atmosfer."
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam isu perubahan iklim adalah memastikan penyelamatan dunia melalui penghematan energi dan beralih pada sumber energi yang lebih aman bagi bumi.
"Jangan sampai isu perubahan iklim berujung pada 'perdagangan karbon'. Kesadaran terhadap lingkungan ini yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin di dalam menjalankan roda pemerintahan."Â