Drama Penyanderaan di Kafe Bangladesh, 2 Orang Tewas

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan teror penyanderaan di kafe Bangladesh.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Jul 2016, 08:51 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2016, 08:51 WIB
Kerumunan orang di lokasi penyanderaan sebuah kafe di Bangladesh. (Reuters)
Kerumunan orang di lokasi penyanderaan sebuah kafe di Bangladesh. (Reuters)

Liputan6.com, Dhaka - Teroris bersenjata telah menahan sebanyak 20 sandera di sebuah kafe di zona diplomatik Ibu Kota Bangladesh. Drama penyanderaan itu terjadi sejak Jumat 1 Juli 2016 malam hingga matahari terbit pada Sabtu waktu setempat.

"Orang-orang bersenjata menyerang Holey Artisan Bakery, sebuah kafe yang populer dengan ekspatriat. Mereka menyandera orang-orang di dalamnya pada Jumat malam," ujar pekerja kafe, Sumon Reza kepada CNN, yang dikutip Sabtu (2/6/2016).

Reza menuturkan, dia berhasil melarikan diri ketika enam sampai delapan orang bersenjata masuk. Sekitar 20 orang, beberapa dari mereka orang asing, berada dalam restoran Bangladesh.

Insiden penyanderaan itu diikuti baku tembak dengan polisi. Menewaskan sedikitnya dua perwira senior dan melukai 40 orang lainnya akibat pecahan peluru dari alat peledak.

"Ketika polisi baku tembak dengan kelompok bersenjata, para penyerang melemparkan bahan peledak di petugas," kata saksi mata di lokasi kejadian.

"Seorang polisi yang bertugas di stasiun terdekat ditembak mati," jelas Polisi Metropolitan Dhaka,  Maruf Hasan.

"Seorang petugas kedua meninggal karena luka tembak," imbuh Detektif Polisi Wakil Komisaris Sheikh Nazmul Alam mengatakan kepada CNN.

Menurut Amaq, media pemberitaan ISIS, kelompok militan itu mengaku bertanggung jawab atas serangan teror tersebut. Kendati demikian, beberapa pejabat AS meragukan klaim itu.

"Kami berusaha untuk menyelesaikan masalah ini secara damai," ujar Benzir Ahmed, Direktur Jenderal unit Rapid Action Battalion.

Kendati ISIS mengklaim sejumlah serangan terakhir di Bangladesh melalui afiliasinya medianya, tetapi pemerintah secara konsisten membantah kehadiran militan itu di negerinya. Sementara serangan lainnya telah diklaim oleh kelompok-kelompok militan lokal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya