Liputan6.com, Washington DC - Tahun lalu sempat terjadi kehebohan di mana banyak pihak memaksa agar dokumen rahasia berisi 28 halaman penyelidikan Kongres AS terkait serangan 11 September di WTC New York dirilis.
Diam-diam, pemerintah AS telah mengungkap laporan berisi sekitar 30 orang yang menarik untuk diselidiki karena memungkinkan terkuaknya hubungan Arab Saudi dengan para pembajak.
Baca Juga
Dokumen dengan nama 'File 17', menawarkan petunjuk tentang kemungkinan bagian yang hilang dari laporan biipartisan tentang 9/11.
Advertisement
"Banyak informasi yang tertulis di File 17 didasarkan pada (dokumen) 28 halaman," ujar mantan Senator Demokrat Flordia dan wakil ketua penyelidikan Kongres, Bob Graham.
Ia meyakini, pembajak memiliki hubungan dengan Arab Saudi ketika sedang berada di Amerika Serikat.
"File 17 mengatakan, 'Ini pertanyaan tambahan tak terjawab dan merupakan cara kita berpikir apa yang Komisi 9/11, FBI, dan CIA harus lakukan untuk menemukan jawaban'," ujar Graham.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, membantah atas dugaan adanya keterlibatan Arab Saudi atas serangan 9/11.
Mantan Presiden AS, George W Bush, merahasiakan 28 halaman itu untuk melindungi sumber dan metode intelijen. Selain itu, kemungkinan ia juga tak ingin membuat hubungan AS dengan Arab Saudi menjadi buruk.
Dua tahun lalu, setelah mendapat tekanan dari keluarga korban 9/11, Barack Obama memerintahkan pengungkapan 28 halaman. Namun tak jelas kapan dokumen tersebut akan dirilis.
Menurut laporan dari dua peneliti, satu dari beberapa dokumen komisi 9/11 telah ditinjau dan dirilis. Dalam dokumen tersebut terdapat nama-nama orang yang dapat diwawancara di mana dapat digunakan komisi untuk mengkaji serangan lebih dalam.
File 17, menyebut nama-nama orang yang terhubung dengan pembajak sebelum serangan 9/11 terjadi. Beberapa dari mereka yang merupakan diplomat Arab Saudi, memunculkan pertanyaan apakah pemerintah negara tersebut mengetahui rencana serangan.
Laporan terkahir dari Komisi 9/11 mengatakan, tak ditemukan bukti bahwa Pemerintah Arab Saudi sebagai institusi atau pejabat individual mendanai Al-Qaeda.
Namun, kesimpulan tersebut tak mengesampingkan kemungkinan adanya dana amal dengan sponsor dari Pemerintah Arab Saudi dialihkan untuk kegiatan Al-Qaeda.
Beberapa pertanyaan mungkin akan terjawab dengan mengungkap dokumen berisi 28 halaman tersebut. Namun, pengungkapan itu juga dapat menyebabkan timbulnya lebih banyak spekulasi tentang tokoh kunci Arab Saudi yang diselidiki oleh AS setelah serangan 9/11.
Dikutip dari The Washington Post, Selasa (5/7/2016), berikut nama-nama Warga Negara Arab Saudi yang disebutkan dalam laporan dan disimpulkan oleh Komisi 9/11:
Fahad al-Thumairy & Omar al-Bayoumi
1. Fahad al-Thumairy
Seorang imam di Masjid King Fahad di Culvery City, California, al-Thumairy diduga membantu 2 pembajak setelah mereka tiba di Los Angeles. Ia merupakan seorang diplomat terkareditasi di Konsulat Arab Saudi di LA sejak 1996 hingga 2003.
Menurut Komisi 9/11, al-Thumairy dilaporkan memimpin faksi ekstremis di masjid. Namun ia mengaku kepala penyidik AS, bahwa tak pernah membantu para pembajak.
Komisi tersebut menyebutkan, al-Thumairy bertemu dengan Warga Negara Arab Saudi bernama Omar al-Bayoumi di konsulat pada Februari 2000 sebelum Bayoumi menemui 2 orang pembajak di sebuah restoran.
Namun al-Thumairy membantah mengenal al-Bayoumi walaupun keduanya pernah berbincang di telepon beberapa kali pada 1998, termasuk 11 panggilan selama 3 hingga 20 Desember tahun 2000. Ia mengaku percakapannya hanya membahas tentang agama.
Namun Komisi 9/11 mengaku tak menemukan bukti bahwa al-Thumairy menyediakan bantuan kepada dua pembajak.
Sebuah dokumen CIA bertanggal 19 Maret 2004 menyebut, Khallad bin Attash yakni seorang anggota Al-Qaeda dan terduga perancang pemboman USS Cole di Yaman pada Oktober 2000, berada di Los Angeles selama dua minggu dan terlihat ditemani Fahad al-Thumairy.
Pada 6 Mei 2003, al-Thuamiry ditolak ketika mencoba kembali ke AS dari Arab Saudi karena dicurigai terlibat dengan aktivitas terorisme.
2. Omar al-Bayoumi
Al-Bayoumi merupakan Warga Negara Arab Saudi yang membantu dua pembajak di California. Ia mengaku kepada pihak penyelidik, dirinya dan pria lain melakukan perjalanan dari Los Angeles ke San Diego untuk menerbitkan penerbitan visa dan mengumpulkan dokumen di Konsulat Saudi.
Setelah itu mereka menuju ke restoran di Culver city di mana ia mendengar dua orang (pembajak) sedang berbicang menggunakan bahasa Arab dan akhirnya terlibat pembicaraan dengan mereka.
Para pembajak mengatakan kepadanya, mereka tak menyukai Los Angeles dan akhirnya al-Bayoumi mengundangnya untuk pindah ke San Diego. Ia membantu kedua orang tersebut untuk mencari dan menyewa apartemen.
"Al-Bayoumi memiliki hubungan yang luas dengan Pemerintah Arab Saudi, dan banyak orang di komunitas muslim di San Diego meyakini bahwa ia merupakan petugas intelijen Saudi," ujar Laporan peneliti Kongres.
Komisi 9/11 mengatakan, al-Bayoumi secara resmi dipekerjakan oleh Ercan, anak perusahaan kontraktor untuk Administrasi Penerbangan Sipil Arab Saudi. Rekan kerjanya mencatat bahwa al-Bayoumi merupakan 'ghost employee' -- seseorang yang tercatat dalam sistem gaji namun tak benar-benar bekerja.
Ia meninggalkan Amerika Serikat pada Agustus 2001, beberapa minggu sebelum serangan 11 September.
Komisi 9/11 masih menduga apakah makan siang antara al-Bayoumi dan kedua pembajak memang sudah dirancang atau merupakan sebuah ketidaksengajaan. Penyelidik komisi yang berbicara dengan al-Bayoumi dan mempelajari latar belakangnya tak menemukan kemungkinan keterlibatannya dengan ekstremis Islam.
Advertisement
Osama Bassnan & Mohdhar Abdullah
3. Osama Bassnan
Osama Bassnan merupakan rekan dekat al-Bayoumi yang sering berhubungan dengan para pembajak dan tinggal di kompleks apartemen di seberang tempat tinggal pembajak di San Diego. Bassnan dengan lantang mengungkapkan dukungannya kepada Osama bin Laden.
Bssnan merupakan mantan karyawan bagian misi pendidikan Pemerintah Saudi di Washington. Ia menerima dana yang cukup besar dari Putri Haifa al-Faisal, istri Pangeran Bandar bin Sultan, mantan kepala intelijen Arab Saudi dan menjadi Duta Besar Arab Saudi untuk AS pada 1983 hingga 2005.
Uang tersbut diduga digunakan untuk biaya medis istrinya dan Komisi 9/11 mengatakan tak ada bukti yang menunjukkan kemungkinan uang tersebut digunakan untuk kegiatan terorisme.
4. Mohdhar Abdullah
Menurut laporan para staf, Abdullah berperan sebagai penerjemah bagi kedua orang pembajak dan membantu mereka membuka rekening bank sertamenghubungi sekolah penerbangan.
Kepada FBI, Abdullah mengaku mengetahui cara pandang kedua pembajak namun ia berkata tak tahu apa yang sedang mereka rencanakan.
"Selama melakukan pencarian benda-benda miliknya, FBI menemukan buku catatan (milik orang lain) yang merujuk ke pesawat yang jatuh dari langit, pembunuhan massal, dan pembajakan. Ketika ditahan sebagai saksi mata terkait serangan 9/11, Abdullah menyatakan kebenciannya kepada Pemerintah AS dan menyatakan bahwa AS membawa serangan tersebut kepada diri mereka sendiri," ujar Komisi 9/11.
Komisi tersebut juga mempelajari beberapa laporan bahwa Abdullah sesumbar kepada narapidana lainnya di penjara California dengan mengaku mengetahui bahwa pembajak sedang merencanakan serangan. Namun hal tersebut tak dapat diverifikasi oleh laporan komisi maupun FBI.
Pada Mei 2004, Abdullah dideportasi ke Yaman.