China Luncurkan Pesawat Antariksa Berawak ke Angkasa Luar

Dua astronot yang diangkut menggunakan Shenzhou akan berlabuh di laboratorium angkasa luar dan menghabiskan sekitar 30 hari di sana.

oleh Citra Dewi diperbarui 17 Okt 2016, 11:45 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 11:45 WIB
Shenzhou 11 diangkut menggunakan Long March-2F
Shenzhou 11 diangkut menggunakan Long March-2F dan meluncur pukul 07.30 waktu setempat (AP)

Liputan6.com, Beijing - China telah meluncurkan pesawat antariksa berawak menuju orbit Bumi dalam sebuah proyek yang dirancang untuk mengembangkan kemampuannya menjelajah angkasa luar.

Pesawat antariksa bernama Shenzhou 11 yang membawa dua awak tersebut, diluncurkan dari Jiuquan Satellite Launch Centre di China utara. Mereka akan berlabuh di laboratorium angkasa luar Tiangong 2 dan menghabiskan sekitar 30 hari di sana.

Dilansir dari BBC, Shenzhou 11 meluncur pukul 07.30 waktu setempat pada Senin (17/10/2016) dan diangkut menggunakan roket Long March-2F.

Peluncuran kali ini dan sebelumnya dipandang sebagai petunjuk bahwa China kemungkinan akan mengirimkan misi berawak mereka ke Bulan atau Mars pada masa depan.

Para astronot dalam misi terbaru ini adalah Jing Haipeng (49), yang pernah berkunjung ke angkasa luar sebanyak dua kali, dan Chen Dong (37). Mereka membutuhkan waktu dua hari untuk dapat mencapai laboratorium Tiangong 2.

Ketika telah tiba, keduanya akan menjalankan sejumlah percobaan, termasuk pengujian pertumbuhan tanaman di angkasa luar, serta menggunakan peralatan USG untuk menguji tubuh mereka sendiri.

Jing Haipeng (kiri) and Chen Dong, dua astronot China yang dikirim ke laboratorium angkasa luar menggunakan Shenzhou 11 (AP)

Misi tersebut dinilai menjadi sumber kebanggaan nasional. Mereka bahkan mengizinkan media asing masuk ke pangkalan militer tersebut untuk melihat peluncuran.

China berencana memperluas laboratorium angkasa luarnya selama beberapa tahun ke depan dengan mengirim modul tambahan yang diperkirakan akan beroperasi penuh pada 2022.

Dalam sebuah ucapan selama kepada para astronot, Presiden Xi Jinping berharap bahwa hal tersebut dapat memajukan semangat perjalanan angkasa luar.

"(Misi itu) memungkinkan China untuk mengambil langkah-langkah yang lebih besar dan dalam pada eksplorasi angkasa luar, dan memberikan kontribusi baru untuk membangun China sebagai negara yang kuat dalam melakukan perjalanan angkasa luar," imbuh Xi Jinping.

China merupakan negara ketiga, setelah Rusia dan Amerika Serikat, yang menjalankan misi berawaknya sendiri.

Pada 2013, Negeri Tirai Bambu itu berhasil mendaratkan rover Yutu atau Jade Rabbit di Bulan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya