Liputan6.com, Bangkok - Tanggal pasti dilantiknya raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn, masih simpang siur. Namun, pelantikan seperti akan dilaksanakan dalam waktu sangat dekat.
Hal ini mencuat usai seluruh Anggota Parlemen Thailand dilarang meninggalkan negaranya, pada pekan depan. Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Legislatif Nasional, Pornpetch Wichitcholchai.
Walau tidak memberikan alasan jelas, para anggota parlemen tidak hanya tak diizinkan pergi ke luar negeri. Mereka pun tak boleh keluar Bangkok dari 28 Oktober sampai 2 Desember nanti.
Advertisement
Baca Juga
"Pada 3 sampai 5 Desember ada libur nasional di Thailand dan pemerintah akan mengumumkan acara khusus yang membutuhkan sebuah legalisasi," ucap Pornpetch, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (22/11/2016).
Dia menambahkan, meski perintah tetap tinggal di Bangkok sudah turun, parlemen belum diinstruksikan memberlakukan pasal 23 dari konstitusi Thailand, yaitu menggelar sidang serta memanggil ahli waris kerajaan.
Sebelumnya, teka-teki soal kapan Pangeran Maha dinobatkan jadi Raja dalam beberapa waktu belakangan terus mengemuka.
Dalam satu kesempatan Pangeran Maha pernah menyatakan, menginginkan agar suksesinya digelar setidaknya dalam waktu satu tahun mendatang. Anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit itu mengatakan, dibutuhkan lebih banyak waktu untuk menjalani masa berkabung.
Keterangan soal penundaan pun, diperkuat komentar PM Thailand saat ini Prayuth Chan Ocha. Ia meyakinkan walau ada penundaan rakyat di Negeri Gajah Putih itu untuk tidak perlu khawatir dengan proses suksesi.
"Putra mahkota meminta rakyat untuk tidak bingung atau khawatir tentang administrasi negara atau bahkan tentang suksesi. Dia menyampaikan bahwa saat ini semua orang masih berduka, dia pun masih berduka, jadi atas semua pertimbangan ini harus menunggu sampai kita melewati masa berkabung," ujarnya dalam pidato melalui televisi.
Monarki di Thailand dipandang sebagai kekuatan pemersatu di masa-masa pergolakan politik. Sementara Raja Bhumibol yang meninggal dunia pada usia 88 tahun, dinilai sebagai simbol kekuatan pemersatu tersebut. Ia begitu dicintai dan dipuja rakyatnya. Sebagian bahkan menyebutnya manusia setengah dewa.