Liputan6.com, Hyderabad - Kepala Menteri Telangana, sebuah negara bagian di India, memicu kemarahan rakyat. Gara-garanya, ia pindah ke rumah dinas baru yang megah. Bangunan bak istana tersebut didirikan menggunakan uang rakyat hingga US$ 7,3 juta atau sekitar Rp 98 miliar (dengan kurs $1 dolar sama dengan Rp 13.480).
Bangunan seluas 9.000 meter persegi tersebut didirikan di atas lokasi properti paling premium di kota Hyderabad.
Baca Juga
Sejumlah fasilitas 'wah' melengkapi tampilannya yang megah: auditorium dengan 250 kursi, ruang pertemuan yang bisa menampung 500 orang, hingga kamar mandi yang anti-peluru.
Advertisement
Rumah tersebut mulai ditinggali setelah diberkati oleh pemuka agama sang menteri. Sementara, di dunia maya, kamar mandi antipeluru yang di dalamnya, menuai hinaan.
Tagar #BulletProofBathroom segera meramaikan dunia maya. "#BulletProofBathroom? Bayangkan siapa yang bakal menargetkan apa," tulis pemilik akun @anuraagsharrma.
"#BulletProofBathroom pria ini tak bisa menemukan ketenangan bahkan di kamar mandi," tulis pemilik akun @SinghRChandan.
Kepala Menteri K Chandrashekhar Rao pindah ke 'istana' itu pada Kamis 24 November, setelah serangkaian ritual keagamaan yang dipimpin oleh guru spiritualnya, Chinna Jeeyar Swamy.
Swamy juga duduk di kursi kehormatan untuk 'memberkati' bangunan itu.
Rumah yang diberi nama Pragathi Bhavan itu dibangun sesuai arahan ahli vaastu (mirip dengan Feng shui).
Rao percaya pada vaastu, yang merupakan keyakinan dalam Hindu kuno yang digunakan dalam konstruksi.
Nama Rao tak hanya menuai kontroversi akibat 'istana' dengan kamar mandi antipeluru itu. Dia juga menjadi pemberitaan karena mencoba menghancurkan kompleks sekretariat negara, karena ia percaya vaastu bangunan itu buruk bagi negara.
Politisi senior dan penulis, Kingsuk Nag, mengatakan kepada Imran Qureshi dari BBC Hindi bahwa rumah Menteri Rao adalah cerminan mentalitas feodalnya.
Kabar soal istana Rao muncul hanya beberapa minggu setelah pernikahan mewah putri politisi India memicu kemarahan -- karena India tengah krisis uang tunai.
Kebijakan pemerintah PM Narendra Modi menarik pecahan 500 dan 1.000 rupee menimbulkan kegaduhan dan memicu antrean panjang di ATM dan bank.