Liputan6.com, Washington DC - Seandainya boleh menjabat tiga kali sebagai presiden Amerika Serikat, presiden Obama yakin bisa mencalonkan diri dan menang.
Obama mencetuskan hal itu dalam sebuah wawancara acara podcast "The Axe Files" oleh David Axelrod. Siaran podcast itu diproduksi oleh University of Chicago Institute of Politics bersama-sama dengan CNN.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari UPI pada Selasa (27/12/2016), dalam wawancara 50 menit yang disiarkan CNN itu, Obama mengatakan, "Saya yakin dalam visi ini karena saya yakin bahwa seandainya saya maju lagi dan mengartikulasikannya, saya mungkin saya menggerakan mayoritas warga Amerika di belakangnya."
Baik Donald Trump maupun Hillary Clinton sama-sama tidak mendapatkan suara mayoritas. Clinton mengalahkan Trump dalam pemilihan populer dengan hampir 2,9 juta suara, walaupun Trump meraih kepresidenan karena memenangkan 304 pilihan elektoral, melebihi syarat menang sebanyak 270 suara elektoral.
Menanggapi komentar Obama tersebut, Trump mencuit melalui Twitter, "Presiden Obama mengatakan bahwa ia mungkin saja menang melawan saya. Boleh saja bilang begitu, tapi saya bilang TIDAK!"
Obama berpendapat bahwa visinya tentang harapan dan perubahan pada saat pilpres 2008 masih bergaung hingga sekarang.
"Saya tahu dari berbincang-bincang dengan warga di seluruh negeri, bahkan beberapa orang yang tidak setuju dengan saya, yaitu bahwa visi dan arah yang dituju sudah benar adanya," ujar Obama.
"Menjelang pemilu dan kemenangan Trump, banyak irang yang berpendapat bahwa, entah bagaimana, hal itu hanya sekedar khayalan. Menurut saya, budaya memang bergeser, bahwa mayoritas masih yakin dengan pandangan tentang suatu Amerika yang toleran, majemuk, terbuka, dan penuh dengan energi serta dinamisme."
Pada 2016, Obama mengatakan bahwa Demokrat gagal terhubung dengan para pemilih. Ia mengatakan, "Jika orang merasa sedang menang, maka ada kecenderungan, seperti dalam olahraga, untuk main aman."
Menurut Obama, Partai Demokrat tidak mengabaikan para pemilih berkulit putih.
Â
Ingin Tidur dan Liburan
Walaupun meninggalkan Gedung Putih, Obama mengatakan berencana untuk memberi komentar pada isu-isu utama.
"Saya harus diam sejenak. Bukan diam secara politis, maksud saya secara internal. Orang harus kembali selaras dengan pusat dirinya dan memproses apa yang telah terjadi sebelum melakukan keputusan-keputusan yang baik," kata Obama.
Tapi dia juga akan rileks ketika meninggalkan jabatan, katanya, "Pada 21 Januari, niat saya adalah tidur, membawa istri saya berlibur dan ia mengatakan semoga mengasyikan. Ia layak mendapatkannya."
Tapi, ia juga "berpikir-pikir menulis buku pertamanya."
Advertisement