RI-Jepang Sepakat Percepat Pembangunan Kilang Migas Masela

Kesepakatan percepatan dihasilkan saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan PM Jepang Shinzo Abe.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Jan 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 12:40 WIB
Jokowi dan PM Jepang Shinzo Abe
PM Jepang Shinzo Abe kunjungi Istana Bogor Jawa Barat (Biro Pers/Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Sejumlah kesepakatan dihasilkan dalam pertemuan ini.

Peningkatan dan pengembangan akan diimplementasikan dalam membangun pelabuhan patimban, pengelolaan blok masela. Tak hanya itu, diskusi awal pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya juga dibahas.

"Kedua pemimpin menegaskan pentingnya mempercepat dan negosiasi pembangunan kilang migas Masela dengan mementingkan keuntungan bersama secepat mungkin," sebut pernyataan bersama RI-Jepang yang dikutip dari keterangan pers Kedutaan Jepang di Indonesia, Senin (16/1/2017).

"(Blok Masela) sangat krusial bagi kestabilan suplai energi ke Jepang dan untuk pembangunan ekonomi Indonesia," sambung pernyataan tersebut.

Blok Masela merupakan kawasan kilang minyak dan gas yang terletak di laut Arafura, Maluku.

Sebelum kedatangan Abe, pada Desember lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan lebih dulu mengunjungi Jepang.

Luhut mengungkapkan pihak Jepang sepakat untuk meminta cost recovery proyek Masela senilai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 16,1 triliun‎ (kurs 13.470 per dolar AS).

Namun, ditegaskan Luhut, angka itu belum bisa diputuskan oleh pemerintah Indonesia, karena akan dilakukan audit terlebih dahulu.

"Ada subject audit. Kami juga harus adil dalam hal ini, tidak bisa langsung tentukan nominal berapa, masih ada beberapa pertimbangan," ungkap Luhut dalam keterangannya, Sabtu 24 Desember 2016 lalu. 

Secara keseluruhan, Luhut mengatakan proyek ini hampir mencapai kesepakatan. Nantinya akan ada 3 proyek dalam mega proyek Masela ini.

"Kami masih tunggu perjanjian tertulisnya. Nanti akan ada proyek LNG, Petrokimia dan pabrik pupuk. Petrokimia dan pabrik pupuk belum pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya. Ada dua masalah yang sudah bisa diselesaikan dalam kunjungan tersebut, yaitu kompensasi waktu dan peningkatan kapasitas produksi," tambah Luhut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya