Liputan6.com, New York - Seorang aktor Amerika keturunan Italia menjadi terkenal karena membintangi beberapa film bisu terkenal pada 1920-an, termasuk The Four Horsemen of the Apocalypse, The Sheik, Blood and Sand, The Eagle dan The Son of the Sheik.
Rudolph Valentino bahkan menjadi ikon pop dan simbol seks pada masanya dan dikenal sebagai "Latin Pencinta" dan menggaet ribuan penggemar.
Ketika ia meninggal dunia pada usia 31, terjadilah histeria besar-besaran yang malah semakin melejitkan statusnya sebagai ikon.
Advertisement
Baca Juga
Valentino bahkan dipuji karena ketampanan maupun karismanya sejak masih anak-anak. Ibunya mencintainya, tapi ayahnya keras terhadapnya. Ia berprestasi buruk di sekolah dan tidak mendapatkan pekerjaan di Italia atau Paris, kota yang juga pernah ditinggalinya.
Ia pergi ke Amerika Serikat pada 1913, tapi ketenaran tidak datang mendadak.
Seperti dikutip dari The Vintage News pada Selasa (24/1/2017), Valentino kehabisan uang dan menggelandang di jalanan New York. Ia melakukan kerja serabutan berbayar rendah agar bisa makan.Â
Di suatu masa, ia pernah menjadi sopir taksi, kemudian dipekerjakan untuk menari bersama pelanggan di gedung pertunjukan tarian taksi yang populer di seluruh Amerika di awal Abad ke-20.
Valentino memimpikan karier di bidang hiburan. Kala itu sinema masih berupa film bisu. Ia kemudian berkelana ke Los Angeles dan gencar mencari peran.
Dengan segala upaya, ia mendapatkan peran sebagai tokoh jahat karena tampilannya yang sangat tidak biasanya di Amerika.
Karena tidak puas dengan peran itu, Valentino kembali ke New York dan tinggal bersama teman di Greenwich Village hingga ia bertemu dengan sinematografer Prancis bernama Paul Ivano.
Nasibnya berubah. Dalam waktu singkat, ia mendapat peran dalam The Four Horsemen of the Apocalypse, sebuah film berdasarkan novel karya Vicente Blasco Ibáñez.
Ia memang menyenangi buku tersebut, sehingga ketika Metro Pictures membeli hak tayang, ia bergegas ke studio. Valentino mendapat peran sebagai Julio Desnoyers dalam The Four Horsemen of Apocalypse yang terbit pada 1921 dan langsung menjadi sukses secara komersial dan kritikal.
Film itu juga yang pertama meraih US$ 1 juta di box office dan tentunya membuka jalan kesuksesan bagi Valentino. Film-film lain menyusul. The Sheik, misalnya, dianggap sebagai film paling terkenal yang diperankannya.
Bunuh Diri di Pemakaman
Pada 15 Agustus 1926, hanya sempat 5 tahun mencicipi ketenaran, Valentino ambruk di sebuah hotel di New York City. Ia masuk rumah sakit dan memerlukan bedah segera karena inflamasi usus buntu dan tukak lambung.
Kondisinya tidak membaik setelah pembedahan dan malah memburuk, sehingga para dokter menyadari dia akan meninggal dunia. Ia sadar pada Senin pagi, 23 Agustus, bahkan sempat berbincang dengan para dokter tentang masa depannya. Tapi, ia meninggal dunia beberapa jam kemudian pada usia muda, 31 tahun.
Pengumuman kematiannya memicu kehadiran sekitar 100 ribu orang di jalanan New York saat pemakamannya. Jasadnya dibawa ke Gerja Katholik Saint Malachy, dan bahkan ada sejumlah wartawan yang menuduh jasad itu sebagai tipuan. Hal tersebut dibantah sepenuhnya oleh pihak penyelenggara pemakaman.
Orang-orang bahkan memecahkan kaca-kaca jendela karena ingin masuk ke gereja untuk melihat jasadnya.
Ada sejumlah laporan yang menyebutkan beberapa wanita melakukan bunuh diri.
Ketika suasana semakin tidak terkendali, lebih dari 100 petugas dikerahkan untuk menenangkan keadaan. Aktris Pola Negri dari Polandia, yang mengaku sebagai tunangan Valentino, pingsan di tengah suasana histeria ketika ia sedang berdiri di samping peti mati.
Jasad Valentino kenmudian dibawa lintas negeri dengan kereta api. Layanan pemakaman ke dua dilakukan di Pantai Barat, tapi tidak ada pengaturan penguburan akhir.
Temannya, June Mathis, menawarkan lubang makam yang dibelinya sebagai solusi sementara. Hingga sekarang, lubang makam itu tetap ada di Hollywood Forever Cemetry di Hollywood, California.
Advertisement